Jemaah Aboge di Probolinggo menggelar Salat Id hari ini, Minggu (23/4/2023). Jemaah Aboge di Probolinggo tersebar di 7 desa 4 Kecamatan
Salah satunya di Dusun Krajan, Desa, Kecamatan Leces, Probolinggo. Para jemaah berdatangan ke musala Al-Barokah. Mereka datang sambil membawa makanan rasol atau tumpeng. Makanan itu nantinya akan diberikan ke tokoh agama jemaah Aboge.
Sebelum Salat Id dimulai, terdengar bersahut-sahutan suara gema takbir dan tabuh jidur. Tepat pukul 06:30 WIB, Salat Id dimulai dan untuk baris di depan kaum pria dan untuk jamaah perempuan di belakang hingga di depan halaman musala Al-Barokah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hampir setiap tahun jemaah Aboge menggelar salat Id selalu berbeda dengan hitungan hari besar keagamaan yang ditetapkan oleh pemerintah. Terkadang selisih sehari hingga 3 hari.
Kata Aboge sendiri diambil dari suku kata A berarti Alif dan Boge berarti Rabu Wage. Dan tidak ada perbedaan apapun baik rakaat dan bacaan doa dengan Islam pada umumnya, yang berbeda hanya waktu dan penetapan hari besar keagamaan saja. Karena jemaah Aboge memiliki hitungan yang berpedoman dengan Kitab Mujarobat.
Untuk hitungan Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah, Waljiro (1 Syawal berpola Wal Ji Ro (1-2). Dihitung dari Ha' Kad Pon maka jatuh pada Ahad Wage (23 April 2023). Selisih 1 hari dengan Hari Raya Idul Fitri yang ditetapkan oleh pemerintah pada hari Sabtu (22/4).
Tahun berputar dalam periode delapan tahun (windu). Tahun ini jatuh pada Tahun Ha' 1956. Pada Tahun Ha', 1 Suro jatuh pada Ha' Kad Pon (Tahun Ha' Akad Pon).
Ahad Pon jadi patokan untuk menghitung tanggal 1 setiap bulan. Misalnya, 1 Ramadhan yg berpola Don Nem Ro (6-2) dihitung dengan Ahad Pon. Sehingga hari ke-6 dari Ahad adalah Jumat. Sedangkan neptu ke-2 dari Pon adalah Wage. Sehingga 1 Ramadhan jatuh pada Jumat Wage (24 Maret 2023).
Solihin (31), salah satu jemaah Aboge Leces mengatakan kami tetap berpegang teguh dengan hitungan kitab Mujarobah atau kitab Jawa kuno, dan selalu hidup rukun dengan tetangga yang ikut organisasi Islam lainnya seperti NU dan Muhammadiyah.
"Aboge tetap yakin dan berpegang teguh dengan hitungan pakai Kitab Mujarobah atau kitab Jawa kuno, dan selalu berbeda sehari bisa 1 hingga 3 hari dengan penetapan pemerintah, habis sholat Ied dilanjutkan makan bersama tumpengan yang dibawa jemaah Aboge untuk menjalin silaturahmi, dan lanjut ke makam para leluhur" ujar Solihin, saat dikonfirmasi detik jatim.
Kiai Buri Bariyah, tokoh Islam Aboge di Desa Leces, untuk hitungan Hari Raya Idul Fitri 1444 H, Waljiro (1 Syawal berpola Wal Ji Ro (1-2). Dihitung dari Ha' Kad Pon maka jatuh pada Ahad Wage (23 April 2023). Selisih 1 hari dengan Hari Raya Idul Fitri yang ditetapkan oleh pemerintah pada hari Sabtu (22/4).
"Hitungan Hari Raya Idul Fitri Waljiro untuk Aboge (Rabu Wage) hari 4 pasaran 1, jadi Hari Raya Fitri jatuh pada hari Ahad Wage, kami berpesan untuk umat muslim agar selalu hidup rukun" tegas Bariyah.
Perlu diketahui, di wilayah Probolinggo, ada kurang lebih seribu warga aliran Islam Aboge yang tersebar di 7 desa di 4 kecamatan di Kabupaten Probolinggo, di antaranya Kecamatan Leces, Kecamatan Bantaran, Kecamatan Tegalsiwalan, dan Kecamatan Dringu.
Meski Islam Aboge minoritas namun kepercayaan dan keyakinan dengan tetangga tetap rukun dan damai.
(dpe/iwd)