Tata Cara dan Niat Shalat Idul Fitri Berjamaah

Tata Cara dan Niat Shalat Idul Fitri Berjamaah

Nanda Syafira - detikJatim
Kamis, 20 Apr 2023 21:18 WIB
Salat Idul Fitri di Masjid Al Akbar Surabaya
Salat Idul Fitri di Masjid Al-Akbar Surabaya (Foto: Amir Baihaqi/detikJatim)
Surabaya -

Lebaran sudah di depan mata. Saat Hari Raya Idul Fitri, masyarakat mengikuti shalat Idul Fitri berjamaah di masjid hingga digelar di lapangan terbuka.

Setelah berpuasa selama sebulan penuh pada bulan Ramadhan, maka umat muslim dari seluruh dunia akan menyambut datangnya Hari Raya Idul Fitri.

Terdapat ibadah yang biasanya dilakukan pada hari tersebut, yang biasanya disebut salat Id. Waktu shalat Idul Fitri dimulai sejak matahari terbit hingga masuk waktu dhuhur. Meskipun hampir sama, namun terdapat perbedaan antara salat Id di Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yakni jika salat Idul Adha dianjurkan dilaksanakan pada awal waktu demi memberi kesempatan kepada masyarakat yang hendak berkurban selepas salat id. Sedangkan, pada salat Idul Fitri disunahkan memperlambatnya, demi memberi kesempatan bagi yang belum menunaikan zakat fitrah.

Dalam sejarahnya, Rasulullah SAW pertama kali melakukan salat Idul Fitri pada 624 Masehi atau 2 Hijriyah, seiring dengan pertama kali perayaan Idul Fitri. Pada masa tersebut, momen Idul Fitri merupakan bentuk perayaan 'kemenangan' bagi umat muslim yang pada saat itu dalam kondisi setelah memenangkan perang Badar yang terjadi di tanggal 17 Ramadhan.

ADVERTISEMENT

Maka dari itu seringkali hari raya Idul Fitri disebut sebagai 'Hari Kemenangan'. Diriwayatkan dalam sebuah hadits shahih, Rasulullah merayakan momen pertama Idul Fitri dalam kondisi lelah pascaperang, hingga beliau bersandar pada pundak Bilal bin Rabah sebelum memulai khutbah.

Melaksanakan salat Id hukumnya sunnah muakkadah (sangat dianjurkan). Sejak disyariatkan salat Id pada tahun kedua hijriah, Rasulullah tidak meninggalkannya hingga beliau wafat, kemudian hal ini dilanjutkan para sahabat nabi.

Secara garis besar, syarat dan rukun salat id tidak berbeda dari shalat fardhu lima waktu, termasuk soal hal-hal yang membatalkan. Namun terdapat hal yang bersifat sunah yang membedakan dari shalat pada umumnya.

Salat id dilaksanakan sebanyak dua rakaat secara berjamaah dan terdapat khutbah setelahnya. Namun, terdapat hal-hal yang memperbolehkan salat Id untuk dilaksanakan sendiri-sendiri (munfarid) di rumah, seperti halnya bila terlambat datang atau mengalami halangan lain, daripada tidak dilakukan sama sekali.

Sebelum melaksanakan salat Idul Fitri, terdapat beberapa anjuran sunnah yang dapat dilakukan:

1. Mandi

Baik perempuan maupun lelaki muslim dianjurkan untuk mandi sebelum Idul Fitri, termasuk perempuan yang hadi atau nifas. Waktu mandi tersebut dimulai sejak tengah malam di Hari Raya hingga matahari tenggelam di keesokan harinya. Terdapat niat mandi Idul Fitri sebagi berikut.

Bacaan Arab:
نَوَيْتُ غُسْلَ عِيْدِ الْفِطْرِ سُنَّةً لِلهِ تَعَالَى

Bacaan latin:
Nawaitu ghusla 'îdil fithri sunnatan lillâhi ta'âlâ

Artinya:
"Aku niat mandi Idul fitri, sunnah karena Allah".

2. Menghidupkan malam Idul Fitri dengan beribadah

Menghidupkan malam Idul Fitri dapat dilakukan dengan memperbanyak amalan ibadah, seperti salat isya dan subuh berjamaah.

3. Memperbanyak baca takbir

Disunahkan menjelang Idul Fitri untuk mengumandangkan takbir, sejak malam menjelang Idul Fitri hingga pagi hari ketika imam (bagi yang salat berjamaah) mengumandangkan takbiratul ihram untuk memulai salat id.

4. Makan sebelum berangkat salat Id

Sebelum berangkat salat id, hendaknya makan terlebih dahulu. Sedangkan orang yang meninggalkan anjuran ini hukumnya makruh.

5. Membedakan rute pulang-pergi salat id

Dianjurkan untuk rute berangkat ke masjid serta setelah pulang salat id dari masjid untuk melalui jalan yang berbeda, hal ini dilakukan supaya memperoleh pahala yang lebih banyak dalam perjalanan ibadahnya.

6. Berhias

Maksudnya ialah mengenakan pakaian terbaik, tidak harus mahal dan baru, namun disunahkan memakai wewangian yang tidak terlalu berlebihan.

Tata cara dan niat salat Idul Fitri berjamaah, baca di halaman selanjutnya!

Mengutip dari NU Online, berikut ini tata cara salat Idul Fitri secara berjamaah:

1. Niat

Bacaan Arab:
أُصَلِّي سُنَّةً لعِيْدِ اْلفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ (مَأْمُوْمًا/إِمَامًا) لِلّٰهِ تَعَــالَى

Bacaan latin:
Ushalli sunnatan li Idil Fitri rak'atayni mustaqbilal qiblati adā'an (ma'mūman/imāman) lillāhi ta'ālā.

Artinya:
Aku berniat shalat sunnah Idul Fitri dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta'ala.

2. Takbiratul Ihram

Ini dilakukan selayaknya salat pada umumnya. Setelah membaca doa iftitah, disunnahkan takbir lagi hingga 7 kali pada rakaat pertama. Di sela-sela tiap takbir dianjurkan untuk membaca:

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا

Allâhu akbar kabîran, wal ḫamdulillâhi katsîran, wa subḫânallâhi bukratan wa ashîla

Artinya: "Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Maha Suci Allah, baik waktu pagi dan petang."

Atau bisa juga membaca,

سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ وَلاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ

Subḫânallâhi wal ḫamdulillâhi wa lâ ilâha illallâhu wallâhu akbar
Artinya: "Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah maha besar."

3. Membaca Surat Al-Fatihah

Setelah membaca Surat Al-Fatihah, dianjurkan membaca surat al-A'lâ. Berlanjut ke ruku', sujud, duduk di antara dua sujud, dan seterusnya hingga berdiri lagi seperti shalat biasa.

4. Takbir 5 Kali

Setelah bangkit dari sujud untuk lanjut rakaat kedua, disunahkan takbir lagi dengan mengangkat tangan dan melafalkan "allâhu akbar" sebanyak 5 kali.

Diantara takbir 5 kali tersebut dianjurkan juga untuk melafalkan kembali bacaan yang ada pada poin kedua. Kemudian baca surat Al-Fatihah, lalu dianjurkan membaca surat Al-Ghâsyiyah. Selanjutnya ruku', sujud, dan seterusnya hingga salam.

5. Doa setelah salat Idul Fitri

Dilansir dari CNN, berikut ini doa setelah salat Idul Fitri.

Bacaan Arab:
اَللّهُمَّ أَعْطِنِي خَيْرَ هَذَا الْيَوْمِ وَخَيْرَ مَا فِيْهِ، وَاْصرِفْ عَنِّي شَرَّهُ وَشَرَّ مَا فِيْهِ، اَللَّهُمَّ اكْتُبْ لِي فِيْهِ كُلَّ خَيْرٍ وَاجْعَلْنِي بَارًّا فِيْهِ بِوَالِدَيَّ، وَاجْعَلْنِي يَا الله مِنْ عِبَادِكَ الْمغْفٌوْرِ لَهُمْ فِي هَذَا الْيَومِ الْمُبَارَكَ، اللهُمَّ ارْحَم ْمَوْتَنا وَمَوْتَى الْمُسْلِمِيْنَ، .اللهم تَقَبَّلْ ِمنَّا الطَّاعَاتِ وَاغْفِر ْلَنَا الْخَطَايَا وَالسَّيِّئَاتَ.

Bacaan latin:
Allahumma'thini khaira hadzal yaum wa khaira ma fihi. Washrif anni syarra ma fihi. Allahummaktubli fihi kulla khairin waj'alni barran fihi bi walidayya, waj'alni ya Allah min ibadikal maghfur lahum fi hadzal yaum al-mubarak. Allahumarham mautana wa mautal muslimin. Allahumma taqabbal minna tha'ati waghfir lanal khathaya was sayyi'at.

Artinya:
Ya Allah berikanlah aku kebaikan dari hari ini dan kebaikan dari setiap hal yang ada pada hari ini. Dan jauhkanlah aku dari kejelekan di hari ini dan kejelekan setiap sesuatu yang ada pada hari ini. Ya Allah, catatlah pada hari ini setiap kebaikan dan jadikanlah kebaikan bagi kedua orang tuaku dan jadikanlah aku sebagai hamba-Mu yang Engkau ampuni pada hari yang berkah ini. Ya Allah ampunilah dosa para keluarga kami yang sudah meninggal dan seluruh kaum muslimin yang sudah meninggal. Ya Allah terimalah ketaatan kami dan ampunilah segala kesahalan dan keburukan yang telah kami perbuat.

Selain doa tersebut, anda juga dapat membaca doa sapu jagat yang sering dibaca Rasulullah SAW.

Bacaan Arab:
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Bacaan latin:
Rabbanaa, aatinaa fid dunyaa hasanah, wa fil aakhirati hasanah, wa qinaa 'adzaaban naar

Artinya:
Ya Tuhan kami, berikan kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat. Lindungilah kami dari siksa api neraka.

6. Mendengarkan Khutbah

Setelah salam dan menyelesaikan salat, jamaah hendaknya mendengarkan khutbah Idul Fitri terlebih dahulu, kecuali bila menunaikan salat sendiri atau tidak secara berjamaah.

Sebagaimana yang disebutkan dalam hadis Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah bahwa disunnahkan seorang Imam berkhutbah dua kali pada shalat hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha), dan memisahkan kedua khutbah dengan duduk (HR Asy-Syafi'i).

Pada khutbah pertama khatib disunahkan memulai dengan sembilan kali takbir, sedangkan pada khutbah kedua membukanya dengan takbir tujuh kali.

Halaman 2 dari 2
(hil/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads