Rumah-rumah yang melayani pengobatan patah tulang di Kampung Sangkal Putung, Desa Sumput, Sidoarjo kebanyakan merupakan usaha turun-temurun. Dalam mengobati pasiennya, mereka punya resep pengobatan dan teknik pemijatan masing-masing.
Dua di antara penerus usaha sangkal putung yang cukup punya nama di Desa Sumput adalah Hj. Robi'ah dan Kartini. Keduanya masih dalam satu garis turunan keluarga besar. Tepatnya, mereka adalah saudara sepupu.
Selama ini, mereka mengaku, tak ada rahasia khusus dalam memijat pasien. Pasien yang datang punya beragam keluhan. Mulai tulang retak, bengkok, sampai patah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk teknik pemijatannya, Hj. Robi'ah menjelaskan bahwa masing-masing sangkal putung di sana punya cara sendiri. Namun dalam prosesnya, Robi'ah punya semacam ramuan ajaib. Dia memakai bunag kencana yang sudah ditumbuk.
"Bunga kencana ini untuk melemaskan otot dan biar wangi baunya. Jadi sebelum dipijat, otot-otot harus lemas dulu, ndak kaku," beber Hj. Robi'ah kepada detikJatim, Senin (10/4/2024).
Hj. Robi'ah selama ini banyak menangani pasien yang mengalami cedera tulang. Mulai yang ringan hingga berat.
Namun, dia tidak menerima pasien dengan keluhan pinggang kecetit. Hal itu juga dipasang di selebaran pengumuman yang ditempel di kaca rumah tempat praktiknya.
Bagi Hj. Robi'ah, sehebat apapun metode pengobatan maupun ramuan atau obat yang diberikan kepada pasien, tetap yang paling penting adalah kekuatan doa. Dia mengaku selalu merapalkan doa kepada setiap pasien yang datang.
"Intinya yang terpenting itu berdoa dan memberikan yang terbaik. Kalau waktu malam biasanya tidur, itu bisa dipakai untuk mendoakan pasien agar lekas sembuh,' tambahnya.
Setali tiga uang, Kartini juga tak memakai macam-macam obat saat pasien datang. Dia cuma memakai minyak kelapa saat memijat pasien yang mengalami cedera tulang. Dia juga mengamini bahwa yang paling penting adalah tekun beribadah dan selalu menolong dengan ikhlas siapapun yang datang kepadanya untuk berobat.
"Makanya nggak pernah matok harga buat pasien. Bayar aja seikhlasnya, saya pasti bantu sebaik mungkin sampai sembuh," ucap perempuan yang akrab disapa Bu Kartini tersebut.
(hil/dte)