Leburnya Polisi serta Tahanan Saat Ngaji dan Selawatan Bareng

Leburnya Polisi serta Tahanan Saat Ngaji dan Selawatan Bareng

Praditya Fauzi Rahman - detikJatim
Rabu, 12 Apr 2023 02:30 WIB
polisi tahanan tadarus selawat
Polisi dan tahanan Polres Pelabuhan Tanjung Perak ngaji bareng (Foto: Praditya Fauzi Rahman)
Surabaya -

Selama bulan suci Ramadhan, masyarakat kerap berlomba-lomba memperbanyak ibadah. Baik salat, puasa, hingga tadarus Al-Qur'an.

Amalan tersebut juga dilakukan tahanan di Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Mereka serempak melakukan ngaji dan selawatan bersama-sama.

Seluruh tahanan dari berbagai kasus dan asal-usul lebur menjadi satu. Baik dari kasus penganiayaan, pencurian, hingga narkoba sekali pun. Satu persatu tahanan terlibat tengah menyemak bacaan, melantunkan selawat, dan asmaul huna bersama-sama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahkan, saking guyub dan tertibnya, seolah tak ada sekat antara tahanan dengan para polisi. Meski di balik jeruji, terdapat penjagaan ekstra ketat.

Wakapolres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya Kompol Wahyu Norman mengatakan kegiatan ngaji bersama dan tausyiah singkat merupakan agenda rutin setiap Ramadhan tiba. Meski, tak dilakukan secara berkala atau setiap hari.

ADVERTISEMENT

Norman mengaku senang dan mengapresiasi para tahanan. Sebab, meski dalam status narapidana dan terjerat perkara, mereka antusias dan beribadah lebih giat saat Ramadhan.

"Kegiatan kami selama Ramadhan tidak hanya ngaji bersama, tapi juga buka bersama dan tausyiah. Selain bersama anggota, kami juga melakukan dengan para tahanan," kata Norman kepada detikJatim, Selasa (11/4/2023).

Kendati buka dan ngaji bersama tahanan, hal tersebut telah diantisipasi Norman. Salah satunya dengan melakukan penjagaan ekstra ketat di sejumlah titik.

"Alhamdulillah, kita bisa buka dan ngaji bersama para 183 orang saudara kita yang ada di tahanan dan berlangsung aman," imbuhnya.

Norman menegaskan ratusan tahanan itu berasal dari Satreskrim, Satresnarkoba, hingga titipan dari kejaksaan. Ia menyatakan kegiatan tersebut berlangsung lancar dan aman sejak awal Ramadhan.

Sementara itu, salah satu tahanan pidana bernama Rosul mengaku bersyukur bisa mengikuti kegiatan keagamaan selama Ramadhan. Kendati, tak bisa berkumpul bersama keluarga akibat terjerat kasus pidana penganiayaan.

"Sedih nggak bisa buka, sahur, sama tarawih bareng keluarga. Tapi ya senang juga masih diberi kesempatan dan kesehatan untuk bisa tetap beribadah," ujar pria asal Surabaya itu.

Meski begitu, ia mengaku menyesali perbuatannya menganiaya seseorang. Ia mengaku tak mengulangi dan berharap bisa menjadi pribadi yang lebih baik usai bebas kelak.

"Saya menyesali perbuatan saya," tutur pria yang sudah menjalani 4 bulan pidananya itu.




(pfr/iwd)


Hide Ads