Ciri-ciri Malam Lailatul Qadar dan Tanda-tanda Orang Menggapainya

Ciri-ciri Malam Lailatul Qadar dan Tanda-tanda Orang Menggapainya

Nanda Syafira - detikJatim
Selasa, 11 Apr 2023 14:40 WIB
Ilustrasi ibadah pada malam lailatul qadar
Ilustrasi Lailatul Qadar/Foto: Getty Images/iStockphoto/Zeferli
Surabaya -

Malam Lailatul Qadar hadir setiap Ramadhan namun tidak diketahui secara pasti soal kapan persis waktunya. Berikut ciri-ciri Malam Lailatul Qadar pertanda turunnya para malaikat.

Lailatul Qadar merupakan malam penuh kemuliaan yang dirahasiakan waktu berlangsungnya. Tidak ada yang mengetahui pasti kapan adanya malam yang lebih baik dari seribu bulan itu, kecuali dalam kehendak-Nya.

Allah SWT hanya menampakkan Lailatul Qadar pada orang-orang khusus, yang bersungguh-sungguh ingin menjumpai malam penuh keagungan tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengutip situs resmi Nahdlatul Ulama (NU), Syekh Fakhruddin al-Razi menjelaskan soal Lailatul Qadar yang dirahasiakan Allah SWT. Berikut penjelasannya dalam kitab Mafatih al-Ghaib.

أنه تعالى أخفى هذه الليلة لوجوه أحدها: أنه تعالى أخفاها، كما أخفى سائر الأشياء، فإنه أخفى رضاه في الطاعات، حتى يرغبوا في الكل، وأخفى الإجابة في الدعاء ليبالغوا في كل الدعوات، وأخفى الاسم الأعظم ليعظموا كل الأسماء، وأخفى في الصلاة الوسطى ليحافظوا على الكل، وأخفى قبول التوبة ليواظب المكلف على جميع أقسام التوبة، وأخفى وقت الموت ليخاف المكلف، فكذا أخفى هذه الليلة ليعظموا جميع ليالي رمضان

ADVERTISEMENT

Artinya: Sesungguhnya Allah SWT telah merahasiakan Malam Lailatul Qadar karena beberapa alasan. Pertama, Allah telah merahasiakannya sebagaimana Ia rahasiakan beberapa hal. Sebagaimana Allah rahasiakan ridha-Nya dalam ketaatan, sehingga manusia menyukai semua ketaatan. Merahasiakan dikabulkan doa di antara doa-doa, agar manusia bersungguh-sungguh dalam setiap doanya. Merahasiakan ismul a'dzham di antara nama-nama-Nya, agar manusia mengagungkan semua nama-Nya. Merahasiakan shalatul wustha di antara semua salat lima waktu, agar manusia menjaga semua waktu salat. Merahasiakan diterimanya taubat di antara taubat-taubat, supaya manusia bersungguh-sungguh dalam setiap taubatnya. Merahasiakan kematian di dalam kehidupan, supaya manusia takut kepada Allah. Demikian pula merahasiakan Malam Lailatul Qadar di antara malam-malam Ramadhan, supaya manusia bersungguh-sungguh beribadah pada semua malam Ramadhan.

Oleh karena itu, umat Islam berlomba-lomba untuk menggapai Lailatul Qadar dengan menunaikan amalan-amalan ibadah yang dianjurkan. Seperti salat Lailatul Qadar, berzikir dan berdoa.

Malam Lailatul Qadar:

1. Kapan Malam Lailatul Qadar

Ada beberapa pendapat mengenai waktu ketetapan Malam Lailatul Qadar. Banyak ulama yang meyakini Lailatul Qadar terjadi pada malam ganjil di sepuluh hari terakhir Ramadhan.

تحروا ليلة القدر في الوتر من العشر الأواخر من رمضان

Artinya: Carilah Malam Lailatul Qadar di malam ganjil dari sepuluh terakhir bulan Ramadhan. (HR Imam Bukhari)

هي في شهر رمضان في العشر الأواخر, ليلة إحدي وعشرين, أو ثلاث وعشرين, أو خمس وعشرين, أو سبع وعشرين, أو تسع وعشرين, أو آخر ليلة من رمضان, من قامها إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه وما تأخر

Artinya: Lailatul Qadar berada di bulan Ramadhan pada sepuluh hari terakhirnya, yaitu malam ke-21, atau ke-23, atau ke-25, atau ke-27, atau ke-29, atau di akhir malam Ramadhan. Barang siapa salat malam karena iman dan mengharapkan pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lampau dan dosa yang kemudian. (HR Imam Ahmad).

Selain dua hadis di atas, ada juga pendapat Ibnu Hajar al-Asqalani dalam Fathul Bari, yang telah menghimpun kurang lebih 45 pendapat.

Menurutnya, pendapat yang paling unggul adalah yang mengatakan Lailatul Qadar terjadi pada tanggal-tanggal ganjil. Spesifiknya, Imam Syafi'i mengatakan tanggal 21 dan 23 Ramadhan yang paling potensial.

Ada juga pendapat lain dari mayoritas ulama yang mengatakan Lailatul Qadar jatuh pada malam tanggal 27 Ramadhan. Pendapat terakhir ini didukung Syekh Nidzamuddin an-Naisaburi dalam Graraib al-Qur'an wa Raghaib al-Furqan.

2. Ciri-ciri Malam Lailatul Qadar

Ciri-ciri Malam Lailatul Qadar secara umum sebagaimana yang tercantum dalam hadis riwayat Imam Ath-Thayalisi. Di mana Rasulullah SAW menyampaikan Lailatul Qadar adalah malam yang penuh kelembutan, udara cerah, siang harinya tidak terlalu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi harinya Matahari bersinar lemah, dan tampak kemerah-merahan.

Ada perbedaan pendapat di antara ulama mengenai tanda-tanda bagi orang yang mendapatkan Lailatul Qadar. Beberapa ulama berpendapat sejatinya mendapatkan Lailatul Qadar tidak harus menjumpai suatu hal ajaib.

Imam Ibn Jarir at Thabary dan Syekh Ibnul Araby, sebagaimana dikutip al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqalany berpendapat menggapai Lailatul Qadar tidak harus merasakan dan menjumpai fenomena ajaib. Orang yang Qiyam Ramadan (salat tarawih) dan tidak merasakan sentuhan malaikat misalnya, tetap memperoleh anugerah Lailatul Qadar walaupun tidak sesempurna yang merasakannya.

Selain itu, Al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqalany (dalam Kitab Fathul Bary Syarah Shahih al-Bukhari menyebutkan perbedaan pendapat para ulama, tentang apakah Lailatul Qadar itu mempunyai tanda yang bisa dikenali atau tidak. Syekh Abil Fadl al-Ghumari dalam kitab Ghayatul Ihsan menyebutkan tanda-tanda orang yang menjumpai Lailatul Qadar:

  • Yang menemukan Lailatul Qadar ialah seorang yang dalam keadaan bersujud.
  • Tampak pancaran cahaya dari setiap sudut hingga pada tempat yang gelap.
  • Terdengar ada salam atau panggilan dari malaikat.
  • Doa-doa yang terkabulkan.

Syekh Fakhruddin ar-Razy seorang ulama pakar tafsir menyebutkan tanda Malaikat Jibril menyalami kalangan yang taat, (ditandai dengan merasakan) kulit merinding, hati menjadi lembut, dan air mata menetes.

Imam Ibn Jarir At-Thabary menyatakan keseluruhan tanda itu bukan sesuatu yang pasti terjadi. Untuk disebut menggapai Lailatul Qadar tidak dipersyaratkan harus melihat dan mendengar sesuatu.




(sun/iwd)


Hide Ads