Jumat Agung: Sejarah Penyaliban Yesus yang Berkorban Karena Cinta

Jumat Agung: Sejarah Penyaliban Yesus yang Berkorban Karena Cinta

Nanda Syafira - detikJatim
Kamis, 06 Apr 2023 11:32 WIB
Apa itu Jumat Agung? Jumat Agung merupakan bagian dari Paskah. Jumat Agung diperingati umat Katolik setiap tahunnya untuk memperingati kematian Yesus.
Ilustrasi/Foto: Pradita Utama
Surabaya -

Jumat Agung merupakan Jumat sebelum Paskah. Tahun ini, Jumat Agung jatuh pada 7 April 2023.

Jumat Agung merupakan peringatan bersejarah bagi umat Kristen dan Katolik yang termasuk dalam rangkaian perayaan Paskah. Di mana perayaan Paskah terdiri dari Trihari Suci Paskah yakni Kamis Putih, Jumat Agung, dan Paskah.

Jumat Agung merupakan peringatan penyaliban dan wafatnya Yesus Kristus seperti yang tertera dalam Alkitab. Peristiwa itu diyakini membuka jalan keselamatan bagi umat manusia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yesus berkorban karena cinta bagi orang-orang yang percaya kepada-Nya dan seluruh umat manusia. Jumat Agung yang juga disebut dengan 'Good Friday' dipercaya sebagai simbol dari Yesus dan semua yang diperjuangkan untuk melawan kejahatan.

Peristiwa Jumat Agung biasanya diperingati dengan Jalan Salib atau Stations of the Cross. Yakni pengabdian 14 langkah untuk mengenang pengorbanan Yesus Kristus, yang dilakukan selama Masa Prapaskah dan khususnya pada hari Jumat Agung.

ADVERTISEMENT

Pada Jumat Agung, Kristiani diwajibkan berpuasa, hingga di dalam gereja. Pada peringatan tersebut tidak ada Misa dan tidak ada perayaan Ekaristis.

Namun liturgi dan komuni masih dijalankan. Pada umumnya, gereja dalam keadaan hening, lonceng gereja pun tak dibunyikan.

Suasana khusyuk ini diresapi demi mengenang pengorbanan dan kesengsaraan Yesus, dan terus begitu hingga malam Paskah tiba.

Sejarah Jumat Agung

1. Yudas Mengkhianati Yesus

Mengutip situs Catholic, menurut Injil, pada malam perjamuan terakhir, Yudas mengkhianati Yesus. Itu diperingati sebagai hari Kamis Putih. Kemudian Yesus ditangkap dan dibawa ke hadapan Hanas, yang merupakan seorang Yahudi yang kuat.

Hanas mengutuk Yesus yang menyangkal kata-kata Hanas bahwa dirinya adalah Anak Allah. Oleh sebab itu, Yesus diutus ke Pontius Pilatus, seorang Gubernur Provinsi Romawi. Pilatus bertanya kepada Yesus, namun tak menemukan alasan untuk mengutuknya. Hingga kemudian Pilatus menyarankan para Yahudi untuk berurusan dengan Yesus menurut hukum mereka sendiri.

Di bawah hukum Romawi, mereka tidak dapat mengeksekusi Yesus. Maka mereka memohon kepada Pilatus untuk mengeluarkan perintah membunuh Yesus, kemudian Pilatus memohon kepada Raja Herodes. Herodes yang tak menemukan kesalahan apapun lalu mengirimkan Yesus kembali kepada Pilatus sekali lagi.

Pilatus yang enggan berhubungan dengan Yesus kemudian mencuci tangannya dengan menyatakan Yesus tidak bersalah. Namun sikap tersebut membuat banyak orang marah.

2. Penyaliban Yesus

Orang-orang hendak menghukum Yesus sebab ia memproklamirkan dirinya sebagai raja orang Yahudi. Demi menjaga posisinya dan mencegah adanya kerusuhan, Pilatus dengan enggan menyetujui eksekusi Yesus dan menghukumnya dengan penyaliban.

Sebelum dieksekusi, para prajurit terlebih dahulu menyiksa Yesus dengan mencambuknya. Selama dicambuk, para prajurit memahkotai Yesus dengan duri.

Kemudian Yesus dipaksa untuk memikul salibnya ke Kalvari, tempat di mana ia akan dieksekusi. Di sana, Yesus dipaku di kayu salib dan disalibkan di antara dua pencuri, hingga enam jam lamanya.

Ada sebuah titulus atau tanda yang dipasang di atas Kristus untuk menunjukkan dugaan kejahatan-Nya. Titulus tersebut berbunyi 'Yesus dari Nazaret, Raja orang Yahudi' atau biasanya disingkat dalam bahasa Latin sebagai 'INRI' (Iesus Nazarenus, Rex Iudaeorum). Menurut tradisi, disebutkan bahwa pada saat Yesus disalib, hari itu langit menjadi gelap.




(sun/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads