Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi membentuk Kampung Madani dan Kampung Zakat di Surabaya untuk mengentas kemiskinan hingga orang kaya bisa membantu yang di bawahnya. Nantinya, di masing-masing kelurahan ada dua RW yang ditunjuk dan pemkot akan mengkoneksikan dengan Kemenag.
Kampung Madani sendiri pada dasarnya ialah mengimplementasikan tujuan Sustainable Development Goals (SDG) dalam 4 pilar utama. Yitu sosial, ekonomi, lingkungan, tata kelola dan hukum.
"Di Kampung Madani bisa bergerak sendiri masyarakatnya dengan zakat, infaq, sadaqah dan kalau orang Jawa bilang kampung yang sejahtera aman bahagia. Tidak ada yang miskin, tidak ada stunting, yang kaya bantu yang miskin. Itu cita-cita kami sebagai umat muslim. Bukan hanya kalimat dan teori, tapi harus menjadi nyata," kata Eri kepada wartawan di Balai Kota, Rabu (5/4/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, di Kampung Madani ini juga sekaligus untuk mengedukasi anak-anak agar bisa memaknai hidup lebih baik lagi. Seperti contoh kasus perang sarung yang dilakukan oleh para remaja saat Ramadhan, bisa diedukasi di dalam Kampung Madani ini.
"Ini tantangan. Jadi nanti kita akan tunjuk Kampung Madani dan Kampung Zakat. Semoga nanti kami ada Kampung Madani dan Kemenag ada Kampung Zakat. Ini akan ditunjuk bersama dan kita kerjakan bersama," jelasnya.
Kampung Madani akan dibentuk di setiap kelurahan se-Surabaya. Yaitu, minimal terdapat 2 RW di setiap kelurahan yang memiliki Kampung Madani yang akan dikoneksikan dengan Kemenag Surabaya.
"Kelurahan ada 2 RW. Sehingga dikoneksikan dengan Kemenag, jangan berbeda tempat, nanti konsentrasi kita juga akan berubah," ujarnya.
Sedangkan Kampung Zakat konsepnya tak jauh berbeda dengan Kampung Madani. Hanya saja Kampung Madani lebih di atas Kampung Zakat.
"Sama, kampung madani ada Kampung Zakat ini. Jadi yang zakat di situ jangan keluar jadi mustahik jadi muzakki. Cuma Kampung Madani lebih atas lagi, karena ada edukasinya," pungkasnya.
(esw/iwd)