Insiden anak tewas karena tenggelam di sungai, kembali terjadi di Jombang. Kali ini, anak berkebutuhan khusus (AKB) tewas tenggelam di saluran irigasi Desa Mentaos, Kecamatan Gudo.
Kepala Desa Mentaos, Moh Soleh mengatakan korban pertama kali ditemukan Landari (50), petani setempat sekitar pukul 16.00 WIB. Ketika itu, korban mengapung dengan posisi tengkurap di saluran irigasi.
Soleh pun melaporkan penemuan mayat itu ke Polsek Gudo. Sehingga Tim Inafis Polres Jombang datang ke lokasi melakukan olah TKP. Ketika ditemukan, korban masih memakai celana jin pendek dan kaus hijau lengan pendek.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Langsung divisum di TKP, tak ada tanda-tanda kekerasan. Sehingga korban langsung dibawa ke rumah duka untuk dimakamkan," kata Soleh kepada wartawan, Senin (3/4/2023).
Ia menjelaskan, korban tergolong ABK. Meski usianya sudah 10 tahun, anak laki-laki itu masih duduk di bangku kelas 1 sekolah dasar (SD). Korban merupakan warga Kecamatan Diwek, Jombang.
Menurut Soleh, korban berada di Desa Mentaos karena gemar melihat traktor di sawah. Bocah berusia 10 tahun itu biasanya baru pulang setelah aktivitas para petani selesai.
"Sejak kecil sering kejang-kejang. Kata orang tuanya ada gangguan. Kalau analisis petugas puskesmas tadi ada tanda-tanda epilepsi," terangnya.
Kapolsek Gudo AKP Kamdani membenarkan tidak ada bekas penganiayaan pada tubuh korban. Ia menduga anak laki-laki itu mengalami epilepsi, lalu tercebur ke saluran irigasi sampai tewas tenggelam. Karena keluar busa dari hidungnya.
"Kemungkinan dia terpeleset kemudian tenggelam di situ. Keluarga menolak autopsi, kami serahkan untuk dimakamkan," tandasnya.
(abq/iwd)