Muhammad Rio Ardiansyah (6) ditemukan tewas mengapung di sungai Dusun Kalibening, Desa Tanggalrejo, Mojoagung, Jombang. Sebelum ditemukan tewas, korban pamit kepada ibunya untuk membeli jajan di warung dekat rumahnya.
Kades Tanggalrejo Dimas Wahyu Ramadhana mengatakan Rio keluar rumah sekitar pukul 10.00 WIB. Saat itu, korban pamit membeli jajan di warung dekat rumahnya setelah meminta uang dari ibunya, Putri Nalami (23), warga Dusun Kalibening.
"Korban pamit beli jajan sendirian," kata Dimas kepada wartawan, Jumat (13/1/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, hingga 1 jam lebih Rio tak kunjung pulang. Putra pertama pasangan Budi Subiyanto dan Putri ini ditemukan tewas di sungai Kalibening sekitar pukul 11.30 WIB.
Jasad Rio pertama kali ditemukan Yanto (49), warga Dusun Kalibening yang melintas di lokasi. Kondisinya mengapung di sungai sekitar 150 meter dari rumahnya. Korban masih memakai kaus dalam warna putih dan celana kolor pendek warna oranye.
"Kemungkinan terpeleset saat kencing. Karena kalau berenang di sungai, biasanya anak-anak kecil di sini lepas pakaian," terang Dimas.
Yanto dibantu warga lainnya mengangkat Rio dari sungai. Menurut Dimas, korban langsung dilarikan ke Puskesmas Miagan, Mojoagung. Kasus ini juga dilaporkan warga ke Polsek Mojoagung.
"Korban dibawa ke Puskesmas Miagan, tapi sudah meninggal dunia," jelasnya.
Sejumlah anggota Polsek Mojoagung pun datang ke lokasi untuk melakukan olah TKP dan menggali keterangan dari para saksi. Selanjutnya petugas meminta jenazah Rio untuk divisum di Puskesmas Miagan.
"Hasil pemeriksaan dokter puskesmas tidak ditemukan luka bekas penganiayaan atau kekerasan di tubuh korban," ungkap Kapolsek Mojoagung Kompol Bambang Setiyo Budi.
Bambang menduga korban terpeleset saat bermain di tepi sungai. Sedangkan korban tak bisa berenang. Kedalaman sungai sendiri mencapai dada orang dewasa.
"Dugaan kami korban bermain di sungai, lalu terpeleset. Mungkin korban tidak bisa berenang karena masih anak-anak," cetusnya.
Jenazah Rio telah diserahkan kepada orang tuanya untuk dimakamkan. Karena selain tidak ada bekas penganiayaan, orang tua korban juga sudah ikhlas. Sehingga mereka menolak dilakukan autopsi.
"Kami imbau para orang tua betul-betul mengawasi putra putrinya sehingga tidak ada kejadian serupa," tandas Bambang.
(abq/iwd)