Ini Alasan Polisi Surabaya Pakai Ilmu Hipnotis Sadarkan Pelaku Balap Liar

Ini Alasan Polisi Surabaya Pakai Ilmu Hipnotis Sadarkan Pelaku Balap Liar

Deny Prastyo - detikJatim
Minggu, 02 Apr 2023 14:07 WIB
Razia knalpot brong dan balap liar Surabaya
Razia knalpot brong dan balap liar di Surabaya/Foto: Dok. Sat Lantas Polrestabes Surabaya
Surabaya -

Sebanyak 47 remaja pelaku balap liar yang terjaring razia akan mendapatkan hipnoterapi. Mereka akan dihipnotis agar menjadi pengendara yang tertib dan tidak kebut-kebutan di jalan. Polisi mengaku punya alasan khusus melakukan hal ini.

Kasat Lantas Polrestabes Surabaya AKBP Arif Fazlurrahman mengatakan, perilaku remaja ini membahayakan pengguna jalan lain. Mereka tidak punya SIM hingga ngawur saat di jalan. Ia khawatir hal ini bisa menyebabkan kecelakaan.

"Karena perilaku melanggar peraturan lalu lintas sangat membahayakan, bagi dirinya dan pengguna jalan yang lain," beber Arif kepada detikJatim, Minggu (2/4/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Metode hipnoterapi atau hipnotis itu diambil karena salah satu anggota Sat Lantas Polrestabes Surabaya memiliki kemampuan melakukan itu. Yakni dengan memberi sugesti positif bagi para pelanggar lalu lintas.

"Kebetulan, anggota Sat Lantas Polrestabes Surabaya punya tenaga ahli yang bersetifikasi itu melakukan itu," ujar Arif.

ADVERTISEMENT

Arif menjelaskan, sebanyak 47 orang yang melanggar lalu lintas akan diberikan sugesti agar tertib, sehingga tidak terjadi kecelakaan lalu lintas.

"Kita akan mengambil langkah, dengan metode yang digunakan selain upaya preemtif, yaitu menanamkan nilai-nilai kesadaran di alam bawah sadar. Dengan memasukkan kepatuhan kedisiplinan, sehingga mereka ke depan bisa menjadi lebih baik lagi," ungkap Arif.

Sementara itu, Arif menjelaskan dari 47 pengendara yang terjaring razia semalam itu, rata-rata masih kategori pelajar.

Diketahui, semalam, polisi telah menggelar razia skala besar. Sebanyak 100 orang pengendara terjaring razia. Sementara, ada 47 remaja yang diamankan. Mereka mengenakan motor tidak sesuai spesifikasi seperti memakai knalpot brong dan tidak memiliki SIM.

"Mereka rata-rata masih pelajar. Dan berkendara pakai knalpot brong dan tidak membawa SIM," tandas Arif.




(hil/dte)


Hide Ads