Atas Dasar Kesehatan Mental, Gen Z Kembali ke Nokia Jadul-'Ponsel Bodoh'

Kabar Internasional

Atas Dasar Kesehatan Mental, Gen Z Kembali ke Nokia Jadul-'Ponsel Bodoh'

Fino Yurio Kristo - detikJatim
Minggu, 02 Apr 2023 03:00 WIB
Museum Ponsel Jadul
Ilustrasi. Museum Ponsel Jadul. (Foto: Facebook.com/muzeummobilovsk)
Surabaya -

Belakangan ini ponsel dengan gaya jadul besutan Nokia kian laris dibeli anak muda. Khususnya di Amerika Serikat. Alasannya pun tidak main-main.

Tentu saja mereka yang kembali meminati ponsel jadul ini memilih untuk membeli ponsel feature phone Nokia versi baru, bukan keluaran lama seperti Nokia 3310 atau sejenisnya.

Pemegang lisensi HP Nokia HMD Global memang masih terus menjual jutaan ponsel feature yang sebenarnya telah mencapai puncak kejayaan di era 2000-an.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tiba-tiba saja muncul fenomena Gen Z di beberapa negara termasuk AS berpaling ke ponsel semacam itu karena merasa lelah dengan smartphone alias 'ponsel pintar'.

"Saya pikir pada sebagian populasi Gen Z, mereka merasa lelah dengan melihat ke layar. Mereka tidak tahu apa yang terjadi pada kesehatan mentalnya dan mereka mencoba meminimalisir itu," kata Jose Briones, influencer feature phone.

ADVERTISEMENT

Model yang banyak diburu anak muda di AS adalah flip phone atau ponsel lipat gaya lama. Dilansir detikINET dari CNBC, Sabtu (1/4/2023), penjualan ponsel flip Nokia naik pada 2022, terjual hingga belasan ribu unit per bulan.

Pada tahun itu hampir 80% penjualan feature phone berasal dari Timur Tengah, Afrika, dan India, menurut Counterpoint Research. Tapi kemudian mulai laris juga di AS, di mana anak muda banyak membelinya.

"Di Amerika Utara, pasar ponsel 'bodoh' cukup datar. Tapi kami melihatnya bisa meningkat hingga 5% dalam 5 tahun ke depan, berdasarkan masalah kesehatan masyarakat di luar sana," sebut biro riset Moorgead.

Perusahaan seperti Punkt dan Light menyambut tren ini, di mana mereka menjual ponsel yang ditujukan bagi yang ingin menghabiskan lebih sedikit waktu di ponsel dan media sosial.

Di YouTube, ada banyak influencer yang mulai menggembar-gemborkan ponsel feature milik nokia ini.

"Apa yang kami coba lakukan dengan ponsel Light bukan untuk membuat ponsel bodoh, tapi untuk membuat ponsel premium dan minimal, yang pada dasarnya tidak anti-teknologi," kata Joe Hollier, pendiri dari perusahaan itu.




(dpe/iwd)


Hide Ads