Jauh di bawah permukaan bumi ternyata ada reservoir air yang sangat besar. Bahkan diperkirakan mengandung tiga kali jumlah air di semua lautan permukaan bumi.
Sebuah tim di AS pada tahun 2014 menggunakan 2.000 seismometer untuk mempelajari gelombang seismik dari sekitar 500 lebih gempa bumi.
Tim dapat menemukan batuan apa yang dilalui gelombang sebelum mencapai sensor dengan memeriksa kecepatan gelombang pada kedalaman yang berbeda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penemuan Batu Ringwoodite
Dilansir dari detikEdu mengutip IFL Science, Sabtu (1/4/2023), para ilmuwan ini menemukan sebuah batu yang disebut dengan ringwoodite.
Batu ini ditemukan sekitar 700 kilometer atau 400 mil di bawah kaki kita di zona transisi antara mantel bawah dan mantel atas.
Ringwoodite ini hanya terbentuk di bawah tekanan kuat yang ditemukan menuju pusat planet kita. Ringwoodite ini mengandung air, tidak cair tetapi terperangkap di dalam struktur molekul mineral.
Selama ini hanya ada satu sampel dari dalam bumi yaitu meteorit yang terperangkap di dalam berlian kecil.
Ahli geofisika Steve Jacobsen menjelaskan ringwoodite ini seperti spons yang menyerap air.
Bukti air di permukaan Bumi berasal dari bawah. Baca di halaman selanjutnya.
Pada struktur kristal ringwoodite ini ada sesuatu yang sangat istimewa yang memungkinkannya menarik hidrogen dan menjebak air.
Selain itu, mineral ini mengandung banyak air di bawah kondisi mantel yang bawah.
Pada sebuah eksperimen ditemukan bahwa Ringwoodite ini mengandung air hingga 1,5 persen sedangkan gelombang seismik yang terdeteksi konsisten dengan bantuan di bawah kaki kita yang mengandung air.
Tim peneliti memperkirakan hanya 1 persen batuan di zona transisi berupa air. Ini berarti ringwoodite bisa mengandung air 3 kali lebih banyak dari semua lautan di permukaan bumi.
Brandon Schmandt, seismolog menyatakan bahwa jika ada sejumlah besar HβO di zona transisi maka beberapa pencairan harus terjadi di daerah di mana ada aliran ke mantel di bawah dan itu konsisten dengan apa yang mereka lakukan.
Dari penelitiannya, Jacobsen percaya bahwa ini berkontribusi pada bukti bahwa air bumi juga berasal dari dalam.
Kepada New Scientist Jacobsen menambahkan bahwa dia telah melihat bukti siklus air seluruh bumi.
Fenomena itu menurutnya dapat membantu menjelaskan banyaknya air di permukaan planet Bumi ini sementara para ilmuwan tengah mencari air-dalam yang hilang beberapa dekade ini.