Luar Biasa! Kasek SD Bojonegoro Kuliah S2 di Unesa Raih IPK Sempurna

Luar Biasa! Kasek SD Bojonegoro Kuliah S2 di Unesa Raih IPK Sempurna

Nova Aisyah - detikJatim
Jumat, 24 Mar 2023 02:01 WIB
Tuwuh Handayani-Kepala sekolah dengan IPK 4,0 dari Unesa
Kepala Sekolah Nyambi S2 di Unesa Raih IPK Sempurna. (Foto: Unesa)
Surabaya -

Kepala sekolah nyambi S2 sudah banyak dan biasa. Di tengah kesibukan mengatur belajar mengajar dan manajemen sekolah yang dipimpin, mereka harus fokus mengikuti perkuliahan untuk mendapatkan gelar pascasarjana. Tapi yang melakukan dua-duanya dengan capaian sempurna?

Tuwuh Handayani, kepala sekolah Kepala Sekolah SDN Bandungrejo 1, Bojonegoro membuktikannya. Dia berhasil menjalankan profesi sebagai pengajar sekaligus kepala sekolah sembari tetap fokus menjalani studi S2 dan meraih nilai sempurna.

Dia adalah mahasiswi pascasarjana terbaik dalam wisuda periode 105 di Universitas Negeri Surabaya (Unesa) 18 Maret lalu karena telah meraih capaian Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 4,0. Sempurna!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengakui untuk meraih capaian tersebut dia harus membangun komitmen sejak semester ke semester. Karena selain harus kuliah, ia juga tetap menjalankan tugas mengajar dan tanggung jawab sebagai kepala sekolah.

Menurutnya, menjalankan 3 kewajiban sekaligus itu merupakan pengalaman yang sangat menantang. Selain komitmen, dia harus mengatur waktu dengan sangat baik supaya tidak satu pun kewajibannya terabaikan.

ADVERTISEMENT

Masa Terberat Perkuliahan

Tuwuh Handayani membeberkan kunci yang selalu dia pegang dalam menyelesaikan studi S2 sembari tetap bekerja dan meraih nilai sempurna. Manajemen waktu dan komitmen adalah yang utama. Di samping itu, dia juga membuat prioritas kegiatan.

"Biasanya prioritas kerja dan kuliah aja dulu, sehingga aktivitas yang lain dikurangi. Karena banyak yang harus dikerjakan, saya sering mengerjakan tugas kuliah sampai larut malam," ungkapnya, dikutip dari laman resmi Unesa.

Menurutnya, masa paling berat saat menempuh studi S2 di Unesa adalah ketika semester 1 dan 2. Saat itu masih banyak satuan kredit semester (SKS) yang perlu dia tuntaskan, sehingga ada banyak tugas perlu dikerjakan.

Apalagi tugas-tugas itu cenderung ke arah riset, analisis, dan tugas-tugas berat lainnya yang membutuhkan tidak hanya waktu, tenaga, tetapi juga konsentrasi dan fokus.

Sempat kewalahan tapi tak berhenti berjuang. Baca di halaman selanjutnya.

Tuwuh menceritakan bahwa dirinya juga sempat kewalahan ketika ibunya sempat dirawat di rumah sakit karena COVID-19. Sementara, pada waktu itu dia harus menempuh ujian semester.

"Tetapi saya terus berjuang, sabar dan terus pada komitmen awal. Saya tidak boleh menyerah hingga akhirnya sampai di titik ini," tegasnya.

Tantangan tak berhenti di sana. Dia harus menghadapi tesis. Dia angkat tesis bertajuk "Pengembangan Bahan Ajar Teks Fiksi Berbasis Kearifan Lokal dalam Pembelajaran Literasi Membaca Peserta Didik Kelas IV Sekolah Dasar".

Tuwuh Handayani mengambil tema ini karena merasa prihatin dengan rendahnya angka literasi di Bojonegoro, khususnya siswa sekolah dasar. Menurutnya, makna literasi pada hakikatnya adalah membaca dan memahami maksud suatu bacaan untuk kemudian diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan apa yang dia temui, para siswa mampu membaca cerita yang diberikan guru, tetapi mereka belum sepenuhnya bisa menyimpulkan maksud dan memahami cerita yang mereka baca.

Ke depan, peraih IPK sempurna di Unesa itu akan menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai kepala sekolah sekaligus guru. Walaupun memiliki keinginan untuk S3, Tuwuh Handayani akan fokus pada peningkatan mutu pendidikan terlebih dulu.

"Fokus mengajar dulu sambil merencanakan lanjut studi ke jenjang berikutnya," ujarnya.



Hide Ads