Puluhan siswa SD yang sedang libur sekolah mengisi kegiatannya dengan cara pergi ke makam. Tepatnya di Makam Asem Buntung, Kelurahan Mangkujayan, Ponorogo.
Tampak para bocah ini bersiap membantu peziarah membersihkan makam leluhur mereka. Mereka pun menawarkan jasanya saat ada masyarakat yang datang mau nyekar di makam ini.
Berbekal sabit dan sapu lidi yang mereka bawa dari rumah masing-masing. Para bocah ini pun berangkat ke makam untuk bersih-bersih.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para siswa ini pun dibayar seikhlasnya oleh peziarah. Mulai dari Rp 2 ribu hingga Rp 10 ribu. Dalam sehari mereka bisa mengantongi puluhan ribu Rupiah.
"Liburan pergi ke makam, membersihkan kuburan. Biasanya dikasih uang sama yang ziarah, seikhlasnya," tutur Zada Valentino kepada wartawan, Rabu (22/4/2023).
Siswa asal Kelurahan Mangkujayan ini pun dalam sehari mampu mengantongi Rp 50 ribu. Tiap kali ada peziarah yang datang dia selalu aktif menawarkan jasanya untuk membersihkan makam.
"Alat untuk membersihkan pakai arit (sabit) sama sapu. Tapi sekarang membersihkannya susah karena sudah banyak yang disemprot. Jadi yang bisa dibersihkan cuma sedikit," terang Zada.
Sementara, anak yang lain, Muhammad AlFath Alghifari menambahkan dia sengaja ikut teman-temannya untuk bekerja membersihkan kuburan. Sebab, daripada libur dua hari di rumah dan hanya main HP.
"Cari uang untuk di rumah daripada di rumah nggak ada apa-apa hanya main HP," imbuh AlFath.
Menurutnya, selama libur dua hari ini dimanfaatkan AlFath untuk bekerja membersihkan makam. Dalam sehari dia bisa mengantongi Rp 42 ribu.
"Ke sini cuma 2 hari, pas banyak orang nyekar (ziarah). Besok sudah puasa," papar AlFath.
Sementara salah satu peziarah asal Desa Jarak, Kecamatan Siman, Feri Agustin mengaku terbantu dengan adanya anak-anak pembersih makam. Sebab, ini termasuk kegiatan positif.
"Positif, ini kan mereka membantu membersihkan makam. Biaya juga seikhlasnya, biasanya Rp 5 ribu ke atas," kata Feri.
Warga lain, Warsidi asal Kadipaten mengaku terbantu karena ada anak yang mau menemani dia saat hendak berziarah ke makam orang tuanya.
"Kalau bersih-bersih sekadarnya saja. Saya terbantu karena ada yang menemani, makam orang tua saya ada di paling ujung jauh dari jalan raya," pungkas Warsidi.
(dpe/sun)