Rek, ini lho, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sudah menegaskan kalau sahur on the road tidak dilarang. Wali Kota cuma menyampaikan pesan supaya kegiatan itu dilakukan dengan tetap menjaga keamanan dan tidak sampai menimbulkan gesekan antarwarga. Apalagi sampai perang sarung!
"Jangan sampai ada sahur yang menimbulkan gesekan. Contoh nanti anak-anak kecil pada keluar semua, perang sarung. Kan yang dihindari seperti itu. Kami anjurkan, ayo dijaga! Karena saya ingin memberikan pembelajaran pada warga Surabaya, yang bisa menjaga kota ini adalah Anda sendiri," ujarnya.
Masih berkaitan dengan sahur, sebelumnya Eri sudah menyampaikan saran kepada warga Surabaya tentang patroli membangunkan sahur di kampung-kampung di Surabaya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti diketahui, kegiatan patroli diiringi klotekan (memukul-pukul ember dan lain-lain) atau dengan musik patrol di kampung-kampung di Surabaya seperti sudah menjadi tradisi saat Ramadhan.
Namun, pada Ramadhan kali ini, Eri Cahyadi menyarankan agar warga tidak menggelar patroli serupa demi menghormati warga non-Muslim. Dengan demikian suasana Ramadhan 1444 Hijriah di Surabaya semakin terasa toleran.
"Sebenarnya kalau yang kami lakukan ya nggak dibolehin. Karena saling menghormati. Kita kan toleransi, ada warga nggak semua beragama Islam. Kami arahkan atau sarankan untuk jangan," kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi kepada wartawan di Balai Kota, Selasa (21/3/2023).
Imbauan untuk tidak melakukan patroli sahur itu sebenarnya sudah termuat dalam surat edaran (SE) Wali Kota Surabaya tentang Pelaksanaan Bulan Suci Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 1444 H/2023 M di Kota Surabaya nomor 100.34/7055/436.8.6/2023.
Di aturan itu telah disebutkan sejumlah aturan selama puasa. Kegiatan patroli sahur atau membangunkan sahur itu diimbau agar dilaksanakan dengan tertib agar tidak mengganggu ketertiban umum dan ketentraman masyarakat.
Namun, tahun lalu, Eri juga menemukan ada warga non-Muslim yang ikut menjaga dan mengamankan saat sahur di lingkungannya. Ia pun tidak bisa melarang hal itu juga.
"Itu menunjukkan kedewasaan dan kebersamaan. Silakan saja. Tapi kami memang mengarahkan jangan, kalau ada agama lain. Karena agama lain nggak semuanya menjalankan sahur," tuturnya.
(dpe/iwd)