Walkot Eri Minta Jajaran Pemkot Surabaya Gunakan Sepatu UMKM

Walkot Eri Minta Jajaran Pemkot Surabaya Gunakan Sepatu UMKM

Esti Widiyana - detikJatim
Selasa, 14 Mar 2023 21:31 WIB
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi (Foto: Esti Widiyana/detikJatim)
Surabaya -

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meminta seluruh pegawai hingga kepala dinas menggunakan sepatu buatan UMKM. Hal ini untuk menghindari bergaya hedon, sehingga lebih baik memamerkan produk dalam negeri.

"Di Surabaya saya selalu mengajarkan dan saya diajarkan juga, pemimpin itu pelayan umat. Senang atau susah, ada produk lokal, ya kita harus pakai produk UMKM," kata Eri kepada wartawan di Balai Kota, Selasa (14/3/2023).

Eri juga menyinggung saat ada kegiatan yang mengundang UMKM, tetapi pejabat pemkot justru tidak menggunakan produknya. Ia juga pernah menyindir salah satu bawahannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya bilang ke kadis, kalau saya pakai UMKM, kok awakmu (kamu) nggak? Tapi teman-teman pakai batik semua, sekarang juga sepatu (UMKM)," ujarnya.

Ia menjelaskan, UMKM saat ini telah berkembang menciptakan berbagai inovasi. Sehingga, memiliki kesempatan untuk menjual produk lebih banyak karena sudah mengerti pasarnya.

ADVERTISEMENT

Pemkot pun mendampingi dan pelaku UMKM. Mereka harus tahu tren sepatu dan baju saat ini seperti apa. Oleh sebab itu, pemkot menggandeng desainer untuk menciptakan dan mengembangkan inovasi dari produk para pelaku UMKM.

Eri mengatakan, ada 14 desainer UMKM Surabaya yang sudah berkolaborasi dengan 16 pembatik Surabaya. Hasilnya, mereka menciptakan delapan motif batik Surabaya atau yang dikenal sebagai Batik Suroboyo.

"Maka saya minta ajak desainer, nanti yang membayar adalah pemkot. Contoh yang mendesain sepatu adalah mahasiswa Desain Produk (Despro). Sehingga UMKM itu belajar, karena tidak bisa UMKM akan naik menjadi lebih tinggi kalau tidak melalui proses (belajar) ini," jelasnya.

Pemkot Surabaya berkomitmen untuk terus mendampingi para UMKM agar bisa menembus pasar internasional. Soal omzet, belum bergerak masif, dan tugas pemkot menaikkan produktivitas dengan melakukan pendampingan, tidak hanya teori.

"Harus dipakai dan dirasakan, kalau kita merasa nyaman maka yang lain pasti merasa nyaman. Alhamdulillah itu yang saya minta ke teman-teman pemkot, kita harus bangga dengan produk buatan Indonesia," ujarnya.

Diketahui, belanja APBD Surabaya untuk sektor usaha mikro dan kecil (UMK) dan produk dalam negeri (PDN) tercatat sebagai yang terbesar se-Indonesia. Tercatat, belanja APBD Surabaya untuk UMK per 25 November 2022 mencapai Rp 1,2 triliun. Adapun belanja untuk PDN tembus Rp 1,7 triliun.

"Surabaya ini anggaran untuk UMKM Rp 1,2 triliun terbesar di Indonesia, Insya Allah tahun ini (APBD 2023) mengalokasikan anggaran senilai Rp 3 triliun. Semoga bisa mengurangi kemiskinan (penduduk miskin) dari 4,7 persen bisa turun menjadi 2 persen," pungkasnya.




(hil/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads