Seorang pembalap liar di Surabaya sempat mengakibatkan 3 petugas Satpol PP terluka. Sebab, ia berupaya menerobos petugas saat dilakukan penyekatan di kawasan Diponegoro.
Kendati sudah dirazia hingga ditindak sekali pun, pembalap liar seolah tak pernah jera. Tak hanya dari Surabaya, ada pula yang berdatangan dari kabupaten atau kota tetangga, seperti Sidoarjo dan Gresik.
Wakasatlantas Polrestabes Surabaya Kompol Aristianto Budi menganalogikan pembalap liar layaknya Teori Balon.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kayak teori balon lah istilahnya, kami tekan 1 titik terus pindah ke tempat lain, begitu seterusnya," kata Aris saat dikonfirmasi detikJatim, Minggu (12/3/2023).
Aris menegaskan kerap kali personel kepolisian bersama TNI dan Satpol PP melakukan pencegahan seperti penyekatan. Namun, pembalap liar kerap mencari celah untuk bisa masuk ke Surabaya dan mencari kawasan yang dinilai cocok untuk unjuk gigi memacu kendaraan.
"Makanya, kami fokus mengedepankan polsek dengan 3 pilar ke titik rawan, jadi stand by di titik-titik rawan balap liar, termasuk di depan Samsat Manyar," imbuhnya.
Selain itu, sambung Aris, pihaknya juga selalu melakukan penyekatan batas kota. Ia menilai, masih banyak orang-orang atau pengendara bandel dari Sidoarjo yang melintas di A. Yani dan Merr, hendak melakukan balap liar ke kota pahlawan.
"Beruntung, sudah kami monitoring dari posko dan mulai masuk ke jalan A. Yani, kita sekat di Taman Pelangi dan mereka kocar kacir dan balik lagi. Akhirnya, mereka balik lagi dan tidak jadi balap liar, itu sekitar pukul 02.00 sampai 03.30 WIB, mereka balik lagi dan cukup ramai memang," ujarnya.
Aris menegaskan, titik rawan balap liar dan menjadi atensi diantaranya kawasan Merr dan A. Yani. Menurutnya, 2 titik itu merupakan perbatasan Sidoarjo dan Surabaya, dengan trek panjang dan dianggap sesuai untuk arena pacu kuda besi.
"Tapi tetap kita halau dan jangan sampai dijadikan 1 lokasi baru untuk dijadikan balap liar, yang bergerombol dan belum pulang, kami juga lakukan sosialisasi, kebanyakan mereka ngopi dan kumpul-kumpul, kita arahkan ke rumah masing-masing, ada yang masih sekolah juga," tutupnya.
(hil/iwd)