Pemprov Jatim menerima penghargaan Pelopor Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme di Indonesia. Penghargaan itu bagian dari pelaksanaan Peraturan Presiden 7/2021 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan Ektremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme (RAN PE).
Atas penghargaan itu Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan bahwa di Bumi Majapahit toleransi dan moderasi beragama harus dijunjung tinggi. Menurutnya, dalam sebuah negara kedamaian antarsesama masyarakat sangat mendukung tercegahnya ekstremisme dan kekerasan yang mengarah pada terorisme.
"Terima kasih kami haturkan atas penghargaan ini. Anugerah ini sekaligus menunjukkan bahwa nilai toleransi telah tertanam di tengah perbedaan di masyarakat," kata Gubernur Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Jumat (10/3/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam dua tahun pelaksanaan RAN PE, berbagai capaian keberhasilan telah ditunjukkan pemerintah provinsi Jatim melalui kerja kolaboratif sebagai perwujudan penerapan "Whole Government and Whole Society Approach".
Keberhasilan pelaksanaan RAN PE dapat terjejaki dengan munculnya berbagai inisiatif yang dilakukan dalam rangka pencegahan dan penanggulangan ekstremisme kekerasan yang mengarah pada terorisme.
Hal itu diperkuat dengan data dari Kementerian Agama (Kemenag) RI yang mencatat indeks Kerukunan Umat Beragama di Jawa Timur (KUB Jatim) pada 2021 yang menembus angka 77,8%. Capaian itu menempatkan Jatim ada di urutan pertama se-Pulau Jawa.
Bahkan, angka yang diraih Jatim itu tercatat lebih tinggi dari rata-rata capaian KUB nasional yang berada di angka 72,9%. Kemudian, Khofifah juga menyebutkan ada 3 hal yang dirasa penting dalam menciptakan moderasi beragama. Yakni understanding, trust, dan respect.
"Tiga hal tersebut harus dibangun antar masing-masing elemen strategis. Dengan adanya understanding maka antar entitas akan memahami satu sama lain. Sehingga muncul trust atau kepercayaan satu sama lain," katanya.
Menurutnya, tidak bisa orang saling percaya jika tidak didasari oleh kesepahaman yang komprehensif. Ketika understanding dan trust sudah muncul maka akan muncul respect. Satu dengan yang lain saling menghormati dan saling menghargai.
"Penting untuk bisa membangun moderasi beragama. Ketika ada kemungkinan terjadi kerapuhan persaudaraan, persatuan dan kesatuan maka moderasi beragama dan toleransi akan menjadi penangkal sekaligus fondasi membangun kembali persaudaraan antara satu dengan yang lain," katanya.
Dia juga kembali mengingatkan bahwa toleransi dan moderasi beragama adalah upaya nyata yang mampu merawat kebhinekaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
"Toleransi dan moderasi beragama ini sangat penting. Selain menjaga kerukunan antar umat ini juga menjaga dan merawat kebhinekaan. Ketika hal itu sudah tertanam maka masyarakat akan menyadari nilai penting dari golongan-golongan yang akan mengganggu persatuan dan persaudaraan yang bisa memecah belah bangsa," katanya.
Penghargaan ini diterima oleh Kepala Bakesbangpol Jatim Eddy Supriyanto yang mewakili Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dalam ajang RAN PE Award Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI).
(dpe/dte)