Diselenggarakan oleh Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan PAUD Indonesia (Himpaudi) Jawa Timur, acara tersebut dihadiri oleh 4.144 guru PAUD se-Jatim.
Pada kegiatan tersebut Khofifah secara khusus mendorong dan mengajak agar para guru PAUD menyatukan langkah dan berseiring dengan para orang tua dalam mewujudkan Jatim bebas stunting.
Ia mengingatkan kembali tentang pentingnya pemenuhan gizi anak, terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) sejak janin berada di kandungan. Sebab, dampak buruk kekurangan gizi pada periode 1.000 HPK akan sulit diperbaiki.
"PR bersama kita adalah bagaimana sejak 1.000 HPK mereka memang mendapatkan asupan gizi yang baik dan pengasuhan yang baik. Artinya, Himpaudi memang harus seiring dengan parenting para orang tua, harus memahami bagaimana saat ibu hamil jangan kurang gizi," ujar Khofifah, Kamis (9/3/2023).
Mantan Menteri Sosial RI ini juga mengingatkan bahwa tidak hanya asupan gizi fisik saja yang wajib diperhatikan, melainkan juga asupan rohani anak-anak. Hal ini penting agar anak-anak di Jatim bebas stunting fisik maupun stunting rohani. Sehingga, anak-anak di Jatim bisa tumbuh menjadi SDM yang berkualitas.
"Selain asupan gizi dalam makanan seperti kandungan protein, kalori, dan sebagainya, juga asupan gizi rohaniah. Sehingga, fisiknya tidak stunting, rohaninya juga tidak stunting," imbuhnya.
Khofifah lantas mengajak seluruh peserta seminar yang berselawat bersama. Selawat yang dipimpin oleh Ketua Umum PP Muslimat NU ini menggema di Gedung Serbaguna GOR Sidoarjo.
"Para Laskar Himpaudi, panjenengan sudah berikhtiar luar biasa tapi saya tetap mohon di antara doa-doa panjenengan tolong ditambahkan doa untuk anak didik panjenengan mudah-mudahan mereka menjadi anak yang salih salihah, bermanfaat bagi agama, bangsa, dan negara," lanjutnya.
Dalam kesempatan tersebut, Himpaudi Jatim juga mengukuhkan 38 Agen Penggerak Jatim Bebas Stunting dan PAUD Berkualitas yang diwakili oleh Ketua PD Himpaudi Kabupaten/Kota se-Jatim.
"Ini merupakan langkah strategis dan jangka panjang. Semoga semuanya berseiring dengan program-program pemkab dan pemprov sehingga bersama-sama kita bisa sukses mewujudkan Jatim bebas stunting dan PAUD berkualitas," kata Khofifah.
Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting di Jawa Timur berhasil mengalami penurunan dari 23,5% pada tahun 2021 menjadi 19,2% di tahun 2022. Bahkan tingkat prevalensi stunting di Jawa Timur lebih rendah dibanding Nasional yang berada di angka 21,6%.
(dpe/dte)