Pencari ikan yang dilaporkan hilang di Sungai Brantas Tulungagung sempat berteriak minta tolong kepada rekannya. Namun, arus sungai terlalu deras hingga akhirnya korban hanyut.
Salah seorang rekan korban, Dimas Rama Wijaya (20) mengatakan saat itu ia datang ke Sungai Brantas di Desa Batokan, Kecamatan Ngantru rombongan empat orang, termasuk korban Djupri (58) warga Desa Pojok, Kecamatan Ngantru, Tulungagung. Mereka berencana mencari ikan mabuk akibat flushing atau pladu Bendungan Wlingi Raya dan Lodoyo Blitar.
"Saya sampai di sini habis magrib, setelah itu masing-masing cari ikan, saya pakai jala di tepi. Sedangkan Pak Djupri awalnya bawa alat setrum, karena rusak akhirnya ditaruh," kata Dimas, Selasa (7/3/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selanjutnya, Djupri melanjutkan mencari ikan dengan cara gogo atau menggunakan tangan kosong. Saat proses mencari ikan tersebut tiba-tiba Dimas mendengar suara teriakan minta tolong dari korban.
"Waktu itu sempat teriak minta tolong, kemudian langsung hilang. Saat kejadian Pak Djupri pakai celana hitam, tapi tidak pakai baju," ujarnya.
Mengetahui Djupri hilang, Dimas dan beberapa temannya langsung berusaha mencari di sekitar lokasi kejadian. Namun, setelah beberapa jam menyisir sekitar lokasi , korban tidak ditemukan.
Kasus tersebut akhirnya dilaporkan ke Polsek Ngantru dan diteruskan ke tim SAR gabungan.
Sementara itu Komandan Tim Operasi SAR Eko Aprianto mengatakan, pada hari pertama operasi pencarian pihaknya menerjunkan dua perahu karet. Saat ini tim SAR fokus menyisir di sekitar lokasi kejadian.
"Kita lakukan manuver dengan perahu di lokasi musibah, selanjutnya kami akan menyisir ke arah aliran sungai," jelasnya.
Menurutnya, proses pencarian korban terkendala oleh arus sungai yang deras serta kondisi sungai cukup dalam.
"Informasi di titik kejadian itu kedalamannya sampai 10 meter dan banyak lubang," imbuhnya.
(hil/dte)