Seorang nenek berusia lebih dari 100 tahun hidup di Kota Batu. Ia adalah Waniti, warga Jalan Diponegoro, Dusun Junwatu, Desa Junrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu.
Berdasarkan versi keluarga, usia Waniti sudah mencapai 120 tahun. Namun, jika melihat dari Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang dimilikinya, Waniti lahir pada 2 April 1919. Artinya, pada 2 April mendatang dia 'baru' genap berusia 104 tahun.
detikJatim menyambangi Waniti di kediamannya. Kondisi Waniti saat ini sehat. Bugar. Hanya saja ia mengalami gangguan pada pendengaran dan penglihatan. Namun, daya ingatnya masih cukup baik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sang cucu, Anggi Dwi Supramana mengungkapkan, selama 6 bulan ini kondisi neneknya sempat drop. Sebab, sebelumnya Waniti sempat terjatuh di kamar mandi.
"Sempat jatuh itu kondisinya drop. Kalau sebelumnya mbah bisa beraktivitas seperti pada umumnya. Seperti menyapu, ngepel rumah, itu masih dilakukan," ujar Anggi, Selasa (7/3/2023).
Usai jatuh di kamar mandi, Waniti kini kesulitan untuk berjalan. Namun, ia tetap berusaha melakukan aktivitas seorang diri dengan merangkak.
![]() |
"Sekarang tetap sendiri untuk ke kamar mandi atau ke kamar. Tapi gitu harus merangkak, nggak bisa jalan. Orangnya memang mandiri, biasanya kalau dibantuin pasti marah," sambungnya.
Waniti merupakan anak dari pasangan Kasbi dan Arki. Ia adalah anak ke tujuh dari delapan bersaudara. Diketahui saudara Waniti sama-sama memiliki umur panjang.
"Memang yang masih hidup dari delapan bersaudara ini hanya mbah Waniti. Tapi semuanya juga meninggal di umur 100 tahunan. Seperti adik mbah Waniti meninggal pada tahun 2015 saat berusia 100 tahun," kata Anggi.
Selama ini, Waniti tinggal ditemani anak ketiganya Ngatminah (83). Untuk makanan dan kebutuhan lain, dipenuhi oleh sang anak.
"Ya, tapi Bude Ngatminah ini juga mengalami gangguan pendengaran, jadi kalau ngomong harus dekat. Untuk yang masak sehari-hari ya bude ini," ungkap Anggi.
Sementara makanan yang dikonsumsi Waniti sehari-hari tergolong sederhana. Hanya makan nasi dengan sayur atau tempe dan tahu. Tapi sesekali ayam juga disantapnya.
"Kesukaannya mbah itu kalau ayam sayap di suwir-suwir gitu. Tapi jarang, seringnya makan nasi sama tempe tahu atau sayur," tuturnya.
Anggi berharap Pemerintah Kota (Pemkot) Batu bisa memberikan perhatian lebih. Misalnya pemeriksaan kesehatan pada neneknya.
"Keinginan saya mbah ini bisa sehat terus, gitu aja sih," tandasnya.
(hil/dte)