Seorang balita tewas saat menginap bersama orang tuanya di Hotel Djagalan Raya Surabaya. Pengakuan orang tuanya, sang anak disebut tewas usai meminum obat China.
Berikut serba-serbi obat China yang diminum balita tersebut:
1. Obat China untuk Obati Batuk
Kepada polisi, ortu balita mengungkapkan, awalnya sang anak menderita sakit batuk. Lalu, dibelikannya obat China.
"Dari keterangan orang tuanya balita itu sakit batuk, setelah itu dibelikan obat tanpa resep dokter di toko obat China, diminumkan ke anaknya," kata Panit Intel Polsek Pabean Cantian Iptu Eko Kuswandi kepada wartawan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak berselang lama usai meminum obat China itu, balita tersebut meninggal.
"Setengah 4 (15.30 WIB) sudah nggak ada (Meninggal dunia)," lanjutnya.
2. Polisi Belum Simpulkan Kematian Karena Obat China
Kendati demikian, polisi mengaku belum berani menyimpulkan penyebab kematian balita yang tewas di Hotel Djagalan Raya Surabaya ini.
"Tapi saya belum tahu itu obat batuk atau nggak, ini kan obat China," imbuhnya.
Eko menegaskan, kini pihaknya masih mendalami kasus tewasnya balita itu, termasuk berkoordinasi dengan tim dokter.
"Jadi, harus tahu dulu keterangan dari forensik biar dicek dulu obat apa yang diminumkan," jelas Eko.
"Tapi, kalau benar ya nggak keracunan, tapi lebih dosis. Tapi kalau nggak benar, bisa jadi keracunan, sehingga mengakibatkan kematian," tandas Eko.
3. Obat Dibeli di Jagalan
Kapolsek Pabean Cantian Surabaya, Kompol Dhany Rahardian mengatakan, pihaknya sudah mengetahui toko yang menjual obat China di Jagalan itu.
"Sudah tahu dari toko obat Jagalan," kata Dhany saat dikonfirmasi detikJatim, Senin (6/3/2023).
Pejelasan Gubes Unair soal penggunaan obat China, baca di halaman selanjutnya!
4. Obat China Sudah Memiliki Izin Edar
Dhany mengaku tidak ada kesalahan prosedur. Obat tersebut memiliki izin edar. "Obatnya sudah ada izin edar dari BPOM," ungkap Dhany.
Dhany menambahkan, pihaknya juga sudah melakukan razia di toko obat tersebut. Saat dikroscek, perizinan dan prosedur dari toko obat serta brand obat herbal yang dikeluarkan sudah sesuai prosedur.
"Ini izin dari BPOM-nya, kemarin sudah saya periksa," ujarnya.
5. Sayangkan Ortu Tak Bawa Anak ke Dokter
Dhany menyayangkan perbuatan orang tua balita tersebut. Sebab, tak langsung menuju ke RS atau dokter saat anaknya sakit, melainkan langsung membelikan obat tak sesuai dosis.
"Masalahnya anak ini baru 1 tahun usianya, sakit sudah beberapa hari dan tidak diperiksakan," imbuhnya.
Untuk itu, ia mengimbau pada untuk memeriksakan anaknya yang sakit ke rumah sakit, dokter, hingga bidan sekali pun sebelum memberikan obat. Agar hal serupa tidak terulang.
"Sebetulnya kembali ke orang tua, kesadaran untuk memperhatikan kondisi anak. Kalau sakit ya segera dibawa ke puskesmas atau RS untuk segera ditangani," tuturnya.
6. Penjelasan Gubes Unair soal Obat China
Guru Besar (Gubes) Departemen Farmakognosi dan Fitokimia Fakultas Farmasi Universitas Airlangga (FF Unair) Prof Dr Mangestuti MS Apt mengatakan, obat tradisional China yang asli terbuat dari bahan alam seperti tumbuhan. Obat ini biasanya sudah terbukti secara turun-temurun bisa mengobati gangguan kesehatan.
Kendati demikian, Prof Mangestuti menyebut penting diketahui kegunaan obat bagi penderitanya.
"Orang tua mengira batuk bisa diberi obat tanpa konsul dokter. Dalam hal bayi, mutlak harus mendapatkan obat atas petunjuk dan resep dokter. Dokter akan menetapkan jenis obat, takaran, aturan pakai, sesuai dengan hasil penetapan diagnosisnya," kata Prof Mangestuti kepada detikJatim, Senin (6/3/2023).
7. Bayi Tak Boleh Diberi Obat Alternatif
Ia juga mengatakan alasan bayi tidak boleh diberikan obat tradisional atau obat alternatif apapun. Menurutnya, karena obat tradisional banyak yang belum dilengkapi dengan dosis untuk bayi dan anak.
"Membeli obat tradisional perlu tahu apakah obat yang dibeli itu asli, tidak bercampur bahan kimia, ada izin edar, dan bermutu baik," ujarnya.
Menurutnya, BPOM tak pernah berhenti melakukan pengawasan obat-obatan yang beredar di masyarakat. Sebenarnya setiap obat yang mendapatkan ijin edar dari BPOM, pasti sudah dilengkapi dengan informasi bagi pasien mulai dari kegunaan, dosis, aturan pakai, dan berbagai peringatan. Contohnya peringatan agar obat tidak diminum oleh ibu hamil, lansia, dan bayi.
"Kalau mencari sumber kesalahan itu sulit, tapi bagi saya sekali lagi orang tua yang bertanggung jawab. Kalau orang tua pandai, maka mereka akan sangat berhati-hati dalam menentukan langkah saat ada masalah kesehatan pada bayi dan pada siapapun. Secara umum, konsumen yang bertanggung jawab," tandasnya.