Obat Alternatif Tewaskan Balita di Surabaya, Gubes Unair Ingatkan Bahayanya

Obat Alternatif Tewaskan Balita di Surabaya, Gubes Unair Ingatkan Bahayanya

Esti Widiyana - detikJatim
Senin, 06 Mar 2023 17:18 WIB
ilustrasi bayi minum obat
Ilustasi balita minum obat (Foto: thinkstock)
Surabaya -

Seorang balita meninggal dunia di Hotel Djagalan Raya, Surabaya. Balita itu meninggal usai diberi obat tradisional China karena batuk. Padahal seharusnya, obat alternatif tidak boleh diberikan kepada bayi.

Guru Besar (Gubes) Departemen Farmakognosi dan Fitokimia Fakultas Farmasi Universitas Airlangga (FF Unair) Prof Dr Mangestuti MS Apt mengatakan, obat tradisional China yang asli terbuat dari bahan alam seperti tumbuhan. Obat ini biasanya sudah terbukti secara turun-temurun bisa mengobati gangguan kesehatan.

Kendati demikian, Prof Mangestuti menyebut penting diketahui kegunaan obat bagi penderitanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Orang tua mengira batuk bisa diberi obat tanpa konsul dokter. Dalam hal bayi, mutlak harus mendapatkan obat atas petunjuk dan resep dokter. Dokter akan menetapkan jenis obat, takaran, aturan pakai, sesuai dengan hasil penetapan diagnosisnya," kata Prof Mangestuti kepada detikJatim, Senin (6/3/2023).

Ia juga mengatakan alasan bayi tidak boleh diberikan obat tradisional atau obat alternatif apapun. Menurutnya, karena obat tradisional banyak yang belum dilengkapi dengan dosis untuk bayi dan anak.

ADVERTISEMENT

"Membeli obat tradisional perlu tahu apakah obat yang dibeli itu asli, tidak bercampur bahan kimia, ada izin edar, dan bermutu baik," ujarnya.

Menurutnya, BPOM tak pernah berhenti melakukan pengawasan obat-obatan yang beredar di masyarakat. Sebenarnya setiap obat yang mendapatkan ijin edar dari BPOM, pasti sudah dilengkapi dengan informasi bagi pasien mulai dari kegunaan, dosis, aturan pakai, dan berbagai peringatan. Contohnya peringatan agar obat tidak diminum oleh ibu hamil, lansia, dan bayi.

"Kalau mencari sumber kesalahan itu sulit, tapi bagi saya sekali lagi orang tua yang bertanggung jawab. Kalau orang tua pandai, maka mereka akan sangat berhati-hati dalam menentukan langkah saat ada masalah kesehatan pada bayi dan pada siapapun. Secara umum, konsumen yang bertanggung jawab," tandasnya.




(hil/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads