Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya bakal memberi kurikulum edukasi seks pada mata pelajaran agama. Rencananya edukasi ini akan dilaksanakan untuk siswa SD dan SMP.
"Tahun ini, maksimal semester depan harus jalan (edukasi seks). Karena jalan bareng. Ini kan tinggal ujian-ujian praktek, ujian sekolah dan lain-lain," kata Kepala Dispendik Surabaya, Yusuf Masruh kepada wartawan, Senin (6/3/2023).
"Mungkin kalau itu masih saya bahas sama teman-teman. Paling kuat di agama. Keagamaan kita kuatin," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Yusuf, edukasi seks yang akan mengajarkan batasan-batasan apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Sehingga pihaknya akan menguatkan guru agama dan BK.
"Harapan nanti anak-anak itu tahu batasannya, dan teman-teman guru juga bisa mengedukasi anak-anak. Soalnya mengantisipasi kan memang khususnya SD kelas 5 atau 6, kemudian kelas 7 atau 8 ini kan menjadi pertimbangan-pertimbangan masa peralihan usia," jelasnya.
Nantinya, jika telah diterapkan kebijakan tersebut akan dilakukan evaluasi secara berkala. Karena perubahan-perubahan budaya dan karakter setiap sekolah tidak sama.
"Kalau tenaga pendidik saya yakin teman-teman guru ini bagaimana mengedukasi anak-anak. Cuma kan mesti di-refresh dengan pola-pola terbaru. Makanya ada orang tua yang tanya, 'Pak, kenapa kurikulum berubah-ubah?'' Karena kan menyesuaikan kondisi kebutuhan anak. Model, eranya itu. Cuman kurikulum merdeka ini kan sudah berjalan, nanti kita kuatkan di luar jam efektif," pungkasnya.
(abq/iwd)