Sebanyak 75 remaja di Surabaya terjaring razia kenakalan remaja akan mengikuti sekolah kebangsaan pekan ini. Mereka mulai mengikuti sekolah kebangsaan mulai Rabu (22/2/2023) di Lanudal Juanda selama sepekan.
Berdasarkan data sementara, 75 remaja yang mengikuti sekolah kebangsaan berasal dari tangkapan razia geng motor, gangster, balap liar, miras dan lainnya.
"Rencana nanti Pak Wali hari Rabu (22/2/2023) selama satu minggu. Sekolah kebangsaan selama satu minggu di Lanudal Juanda. Kloter pertama siswanya ada sekitar 75 orang Surabaya semua," kata Kepala Satpol PP Surabaya Eddy Christijanto, Senin (20/2/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sekolah kebangsaan, tambah dia, 75 remaja ini akan diberikan wawasan dan ditanamkan rasa cinta tanah air oleh TNI hingga Satpol PP selama sepekan. Di sana, mereka juga akan tinggal dalam asrama.
"Ada asrama di Lanudal Juanda. Jadi yang melatih semuanya, ada dari Polri, TNI, Satpol PP, kejaksaan yang menyampaikan materi, kemudian Kemenkumham, psikolog dan anak-anak muda yang sudah sukses. Ya pokoknya di sana diajak bersenang-senang, tapi ilmu wawasan kebangsaannya, cinta tanah air dan pancasila itu masuk," jelasnya.
Sebelumnya, Pemkot Surabaya juga sudah berkomunikasi dengan kepala sekolah dari remaja yang mengikuti sekolah kebangsaan. Khususnya pada sekolah SMA, pihaknya juga berkomunikasi dengan Dispendik Jatim.
"Dispendik Jatim kita komunikasi untuk melakukan pendampingan dari kepala sekolahnya itu. Jadi nanti kita latih mereka selama seminggu, setelah itu kita tunjuk sebagai duta pemkot," ujarnya.
Hingga kini, Eddy menyebut masih ditemukan kenakalan remaja di Surabaya. Namun jumlahnya tidak sebanyak beberapa bulan lalu.
"Masih (Ditemukan kenakalan remaja), tapi sudah tereskalasi. Kemarin Sabtu, Minggu kita nggak menemukan apa-apa. Jadi sama sekali senyap," pungkasnya.
(esw/fat)