Kunci kenikmatan hubungan intim pasutri dipengaruhi berbagai faktor. Ada beberapa kondisi kesehatan yang bisa mengurangi kenikmatan saat berhubungan.
Salah satunya adalah hypoactive sexual desire disorder (HSDD). HSDD sebuah kondisi seseorang memiliki dorongan seksual yang sangat rendah hingga menyebabkan rasa tertekan. Masalah seksual ini mempengaruhi 30 persen wanita dan 15 persen pria.
Pilihan pengobatan HSDD bisa dilakukan dengan psikoterapi, terapi seks, perubahan gaya hidup, obat-obatan, dan terapi hormonal. Selain beragam terapi tersebut, peneliti dari Imperial College London menjelaskan bahwa terapi hormon kisspeptin dapat digunakan untuk mengobati HSDD dan meningkatkan respons seksual.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa Itu Kisspeptin?
Kisspeptin merupakan sebuah hormon alami yang bisa ditemukan di daerah hipotalamus otak. Hormon ini dapat membantu merangsang pelepasan hormon reproduksi lainnya dalam tubuh.
Dalam penelitian yang dilakukan, kisspeptin memiliki peranan penting pada sistem reproduksi wanita, mengatur emosi, hingga suasana hati seseorang. Peneliti juga menambahkan bahwa ada jumlah kisspeptin yang ada di otak berhubungan erat dengan perilaku seksual seseorang.
"Kami menguji ini pada pria sehat dan menemukan bahwa ada peningkatan jalur otak seksual. Oleh karena itu, kami ingin melihat apakah kami dapat menerjemahkan ini untuk menentukan apakah pemberian kisspeptin dapat membantu individu yang tertekan karena hasrat seksual mereka yang rendah," ucap Dr Alexander Comninos, dosen senior di Departemen Metabolisme, Pencernaan, dan Reproduksi Imperial College London dikutip dari Medical News Today, Kamis (2/3/2023).
Uji Coba Suntik Hormon Kisspeptin
Uji coba dilakukan bersama 32 wanita pra-menopause dan 32 pria dewasa. Peserta menjalani pemindaian otak MRI, serta tes darah, dan perilaku.
Hasil studi menunjukkan bahwa pria dan wanita yang mendapat pengobatan dengan kisspeptin mengalami peningkatan pemrosesan otak seksual. Hal itu menghasilkan efek positif pada perilaku seks mereka bila dibandingkan dengan orang yang tak menerima hormon tersebut.
"Saat pria dan wanita diperlihatkan gambar erotis, area reward system pada otak yang mengontrol gairah seksual lebih terstimulasi. Hasil ini menunjukkan pemberian kisspeptin dapat memulihkan dan bahkan meningkatkan keseimbangan otak yang berkaitan dengan perilaku seksual," jelas Dr Alexander.
Dari penelitian yang dilakukan, tidak ditemukan adanya efek samping dari orang yang menerima perawatan kisspeptin. Bahkan pemberian kisspeptin juga dapat memberikan efek kesehatan yang baik untuk tulang dan hati.
Untuk tahap selanjutnya, dibutuhkan penelitian dengan kelompok pasien yang lebih banyak lagi. Jika penelitian dan pengembangan berjalan lancar, maka metode pengobatan HSDD ini bisa digunakan 5 sampai 10 tahun lagi.
Penggunaan Viagra untuk Wanita
Berdasarkan penelitian yang diterbitkan dalam Journal of American Medical Association tahun 2008, peneliti menemukan bahwa viagra dapat menjadi obat antidepresan dan peningkat fungsi orgasme pada wanita.
Namun, hingga saat ini Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika (FDA) belum menyetujui penggunaan obat tersebut untuk wanita. Hal itu karena belum ada penelitian yang bisa menemukan secara pasti keamanan obat tersebut untuk wanita.
Meskipun begitu, nyatanya viagra juga tidak sepenuhnya aman untuk digunakan pria. Sederet efek samping seperti masalah jantung, tekanan darah tinggi, penyakit hati kronis, masalah mata, atau penyakit ginjal mengintai orang yang menggunakan viagra secara tidak tepat.
Adapun saat ini, FDA sudah menyetujui sebuah obat yang setara dengan viagra untuk mengobati masalah hasrat seksual rendah pada wanita. Obat tersebut adalah flibanserin dengan nama Addyi.
Berbeda dengan viagra, flibanserin lebih menargetkan pada otak dan bukan alat vital. Obat ini bisa digunakan sebagai salah satu pengobatan HSDD.
Meski lebih aman, obat ini memiliki efek samping sebagai berikut:
Kesulitan tidur
Pusing dan mual
Kelelahan
Mual
Tekanan darah rendah
Kehilangan kesadaran
Tidak boleh digunakan untuk orang yang memiliki masalah hati
(avk/fat)