Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur kembali memuntahkan Awan Panas Guguran (APG) pukul 04.04 WIB, Minggu (26/2/2023). Kendati demikian, jarak luncurnya tidak teramati karena kondisi gunung tertutup kabut dan hujan.
Petugas Pos Pantau Gunung Semeru, Ghufron Alwi dalam keterangannya mengatakan, APG ini kemungkinan juga bercampur dengan aliran lahar.
"Kemungkinan bercampur aliran lahar. Jarak luncur tidak diketahui visual gunung tertutup kabut dan hujan," kata Ghufron dalam keterangannya seperti yang dilihat detikJatim.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akibat hal tersebut, ketinggian kolom abu juga tidak teramati. "Telah terjadi Awan Panas Guguran, namun tinggi kolom abu tidak teramati," ungkapnya.
Dia menyebut, APG ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 40 mm dan durasi kurang lebih 31 menit.
Untuk itu, dia mengimbau warga tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (Pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (Sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan.
"Sebab berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak," jelasnya.
Selain itu mewaspadai potensi APG, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
(hil/fat)