Sebanyak 57 pemuda terjaring razia kenakalan remaja menjalani sekolah kebangsaan di Lanudal Juanda hari ini, Rabu (22/2/2023). Mereka yang mengikuti sekolah kebangsaan gelombang pertama terdiri dari 50 laki-lali dan 7 perempuan.
"Jadi sekolah kebangsaan kita mulai hari ini. Dan ini adalah angkatan pertama. Nanti setiap sekolah juga kita lakukan seperti ini terus. Tapi mereka ini adalah anak-anak Surabaya yang hebat, punya keberanian, mampu mengeluarkan ekspresi. Tinggal sekarang bagaimana mereka menuangkan rasa cinta kebangsaan sesuai dengan pancasila dan UUD 1945," kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi kepada wartawan di Lanudal Juanda.
Eri menjelaskan, setelah selesai mengikuti sekolah kebangsaan, puluhan remaja itu akan diberikan pin. Kemudian kembali ke sekolah, ke lingkungannya menjadi duta pancasila.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka tidak sendiri ketika menjadi duta pancasila. Ketika dia sudah kembali ke sekolahnya dan menyebarkan kebaikan, maka mereka adalah satu keluarga dengan Pemkot, TNI, Polri untuk menerapkan pancasila kepada seluruh masyarakat. Siapapun yang menyentuh mereka, maka juga akan berhadapan dengan kami yang ada di sini semuanya," jelasnya.
Mantan Kepala Bappeko Surabaya ini mengatakan yang mengikuti sekolah kebangsaan bukan hanya remaja yang terjaring razia. Pihaknya juga meminta tiap sekolah melakukan sekolah kebangsaan.
"Nanti kan juga pasti ada yang terjaring dan tidak. Di sinipun bukan yang terjaring, di sini bukan anak nakal. Tapi di sini adalah anak-anak hebat yang punya kemampuan luar biasa. Jadi sekolah-sekolah SMP, SMA mengirim orang dan akan kita lakukan rutin. Jadi semua anak di Surabaya akan mendapatkan sekolah kebangsaan, yang dimulai hari ini oleh angkatan pertama dan semoga bisa berlanjut angkatan kedua, ketiga dan seterusnya," urainya.
Ia menyebut, tak hanya remaja saja yang mengikuti sekolah kebangsaan, namun ASN di lingkungan pemkot juga akan menjalankan pendidikan cinta tanah air.
"Tidak hanya anak-anak dari sekolah, kepala dinas pun di lingkungan Pemkot Surabaya mulai level sekda, asisten, kepala dinas, camat lurah akan kita berikan sekolah kebangsaan di sini. Karena kebangsaan ini akan luntur, jika kita tidak memiliki rasa cinta negara, semakin nyaman dengan hal negatif sehingga akhirnya ikut," ujarnya.
Sementara Komandan Lanudal Juanda Kolonel Laut (P) Heru Prasetyo mengatakan, pihaknya akan mendidik 57 remaja selama 8 hari ke depan. Mereka akan diberikan dasar-dasar bagaimana memahami, menjaga kesehatan, disiplin pada diri sendiri. Kemudian, harus paham tentang hidup berkelompok teratur.
"Intinya adalah dasar-dasar disiplin. Itulah yang sekiranya kalau saya lihat bahwa kurikulum yang selama ini, saya lihat ada yang hilang. Dan hari ini pak wali mengadakan kegiatan sekolah kebangsaan ini sangat luar biasa dan akan saya laksanakan dengan sebaik-baiknya selama 8 hari ini," kata Heru.
Selama 8 hari, aktivitas 57 remaja mulai bangun pagi pukul 04.30 WIB, kemudian olahraga bersama. Mereka menjalankan aktivitas dan bertemu dengan siswa penerbang, siswa militer dari seluruh Indonesia masuk di Akademi Angkatan Laut (AAL).
"Nanti mereka akan ketemu kalau olahraga pagi. Dia biar tahu militer itu bagaimana, maka adik-adik ini harus mengenal apa itu disiplin. Kemudian nanti kami akan bimbing mereka untuk membersihkan diri dan melaksanakan ibadah sesuai dengan keyakinan masing-masing baru nanti mulai setelah itu apel pagi dan jam 07.00 WIB. Pendidikan selalu kita kumpulkan setiap pagi itu ada namanya apel pagi. Habis gitu baru nanti kegiatannya nanti pelatih yang akan ngatur," pungkasnya.
(esw/fat)