DLH Bangkalan menemukan limbah B3 yang dibuang di TPS Junok Bangkalan. Limbah B3 yang ditemukan di antaranya kantong darah yang salah satunya tertulis HIV.
Kepala bidang pengelolaan sampah dan limbah B3 DLH Bangkalan Yudistiro membenarkan penemuan tersebut. Yudistiro mengatakan ditemukan limbah B3 sebanyak dua plastik besar.
"Iya betul ada dua kresek limbah B3, berisi barang-barang medis," tutur Yudistiro kepada wartawan, Selasa (21/2).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yudistiro mengatakan di dalam plastik tersebut terdapat puluhan kantong darah yang salah satunya tertulis HIV. Tak hanya itu, terdapat selang dan alat bekas pakai lainnya.
"Kalau kantong darahnya banyak, ada puluhan. Saya gak sempat ngitung. Salah satunya ada bertulis HIV," imbuh Yudistiro.
PMI Bangkalan kemudian mengakui bahwa kantong darah HIV itu adalah miliknya. Namun, PMI mengaku hal tersebut tidak disengaja.
Ketua PMI cabang Bangkalan Sa'ad As'jari meminta maaf atas hal tersebut. Sa'ad mengaku pembuangan limbah B3 yang dibuang ke TPS Junok itu dilakukan secara tidak sengaja dan tercampur dengan limbah biasa dari instansinya.
"Kami meminta maaf atas keteledoran ini, hal itu terjadi dengan tidak sengaja karena terikut dengan buangan sampah biasa," jelas Sa'ad.
Sa'ad mengaku dalam pengelolaan limbah B3 pihaknya telah bekerjasama dengan pihak ketiga. Namun adanya sampah yang dibuang secara sembarangan itu tidak disengaja.
"Untuk limbah B3 kami bekerjasama dengan pihak ketiga bahkan untuk MoU terbaru kerjasama hingga akhir tahun ini," ujarnya.
Sa'ad menegaskan bahwa pihaknya tidak mendistribusikan darah yang tidak layak pakai.
"Kami pastikan itu belum dipakai. Jangankan darah yang mengandung HIV, darah dari pendonor yang kurang sehat saja itu sudah tidak layak pakai, pasti kami musnahkan," lanjut Sa'ad.
Sa'ad mengatakan pihaknya selalu menyortir darah yang masuk ke PMI. Sa'ad menegaskan pihaknya juga menggunakan alat dan metode khusus untuk men-screening setiap kantung darah.
"Jadi setiap darah yang kami terima itu melalui proses pemeriksaan terlebih dahulu. Kami juga memastikan darah yang terdistribusi merupakan darah yang layak digunakan," imbuhnya.
Meski begitu, pihaknya belum mengetahui apakah darah yang terbuang itu mengandung HIV atau tidak. Pasalnya, perlu adanya pengujian pada sample darah yang terbuang.
"Kami tidak berani memastikan karena harus melalui uji dulu. Dan selama ini kami tidak pernah mencantumkan tulisan seperti itu atas hasil darah yang kami uji," tambahnya.
Sa'ad mengaku kejadian tersebut menjadi evaluasi pihaknya agar lebih berhati-hati dalam menangani limbah B3.
(abq/iwd)