Penyebab kematian suami instruktur senam di Ngawi yang ditemukan bersimbah darah dengan luka kepala di kamarnya belum terungkap. Padahal polisi sudah melakukan ekshumasi hingga autopsi jenazah. Namun, polisi menemukan sebuah palu di belakang rumah korban.
Palu yang ditemukan di antara semak-semak di kebun belakang rumah almarhum Romdan (45) di Desa Sirigan, Kecamatan Paron, Ngawi. Palu itu ditemukan di dekat lokasi seprai hingga sarung berlumur darah diduga milik Romdan diduga sengaja dikubur.
"Kami temukan palu itu di luar rumah sekitar kebun belakang rumah. Benda tersebut sudah kami amankan," kata Kapolres Ngawi AKBP Dwiasi Wiyatputera kepada detikJatim, Selasa (21/2/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dwiasi mengatakan bahwa palu itu telah dijadikan barang bukti. Palu itu bersama barang bukti lainnya telah dibawa Tim Forensik RS Bhayangkara Nganjuk untuk dilakukan pemeriksaan di laboratorium forensik (Labfor) Polda Jatim.
"Seluruh barang bukti kami bawa ke Labfor Polda Jatim untuk mengetahui penyebab kematian korban. Sabar, ya, mohon doanya biar segera terungkap," kata Dwiasi.
Lantas, apa kaitannya palu itu dengan kematian Romdan? Karena bisa jadi itu hanya palu biasa milik keluarga Romdan yang tidak sengaja terjatuh di belakang rumah. Atau, apakah polisi menemukan petunjuk lain seperti bercak darah?
Mengenai ada tidaknya bercak darah di palu itu, Dwiasi mengatakan bahwa dirinya belum bisa menyimpulkan. Dia serahkan kesimpulan itu pada hasil pemeriksaan di Labfor Polda Jatim.
"Bercak darah atau tidak nanti Labfor yang menentukan. Karena palu itu ditemukan sudah tiga hari setelah kejadian," ungkap Dwiasi.
Romdan adalah petani warga Desa Sirigan, Paron, Ngawi yang merupakan suami dari Hanis (35) sang instruktur senam yang cukup dikenal di beberapa desa sekitar. Ia ditemukan tewas bersimbah di dalam kamar dengan luka di bagian kepala pada Sabtu (18/2) Subuh.
Hanis yang pertama kali menemukan suaminya tewas di kamar itu. Karena cukup banyak darah di sekitar jenazah suaminya itu perempuan itu meminta bantuan keluarganya, bukan melaporkan kejadian itu ke polisi atau perangkat desa setempat.
Kades Sirigan Suyanto yang datang ke rumah itu sempat menyarankan agar keluarganya melapor ke polisi. Sebab, kematian Romdan dinilai tidak wajar. Namun, salah satu anggota keluarga yang merupakan kakak Romdan bernama Suroto menolaknya. Pria itu bahkan melarang Suyanto dan warga lain melapor ke polisi.ketwe
Keluarga yang tidak mau kematian Romdan diketahui polisi memilih langsung memakamkan jenazah di TPU setempat pada pukul 10.00 WIB. Meski tidak ada laporan dari keluarga maupun dari perangkat desa, polisi tetap mendengar kasus itu. Hingga ekshumasi dilakukan karena keterangan istri Romdan tidak konsisten.
(dpe/iwd)