Ledakan dahsyat petasan di Blitar menyebabkan empat orang tewas. Peristiwa yang terjadi di Dusun Tegalrejo Sadeng Desa Karangbendo, Kecamatan Ponggok, Minggu (19/2/2023) malam membuat Darman (63), Aripin dan Widodo (Dua anak Darman) dan adik ipar Aripin bernama Betrisa Neswa Roszi alias Wawa.
Priyo, anak kedua Darman mengaku mendapat kabar peristiwa tragis itu dari tetangganya. Saat itu dirinya berada di rumahnya sendiri kawasan Srengat atau sekitar 13 Km.
"Saya mendapat kabar bapak nggak ada dan adik-adik saya. Posisi di rumah sendiri waktu kejadian, jadi tidak tahu detailnya," kata Priyo kepada wartawan saat di RSUD Srengat, Selasa (21/2/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mendapat kabar itu, dirinya langsung mendatangi rumah orangtuanya. Dirinya mengaku shock melihat kondisi jalan menuju rumahnya gelap dan rumah-rumah rusak.
"Ya kaget, shock melihat kondisi saat itu," tambahnya.
Dia pun hanya bisa pasrah dan mengikuti prosedur kepolisian agar tidak masuk ke area lokasi kejadian. Namun yang diingat dirinya, tubuh bapaknya utuh.
"Hanya lihat bapak saja, yang masih utuh. Lainnya hancur," imbuhnya tanpa menjelaskan kondisi tubuh adik-adiknya.
Sementara itu dia mengaku bapaknya hanya seorang petani dan tubuhnya tidak seberapa kuat untuk berjalan.
"Bapak tani. Enggak tahu (saudara pembuat petasan)," jawabnya singkat.
Menurut Priyo, Bapak dan Widodo memang tinggal satu rumah atau satu TKP kejadian. Sedangkan Aripin tinggal bersama istrinya, namun masih satu desa.
"Iya memang pas itu Aripin datang ke rumah. Tidak tahu bagaimana, tahu-tahu sudah kejadian," terangnya.
Para korban tewas saat meracik petasan jelang puasa ramadan, Minggu (19/2/2023) malam. Selain itu ledakan keras menghancurkan 25 rumah di Dusun Tegalrejo Sadeng, Desa Karangbendo, Kecamatan Ponggok dan menyebabkan 23 korban luka.
(hil/fat)