Klarifikasi Perhutani Bondowoso soal Penyebab Banjir Bandang Ijen

Klarifikasi Perhutani Bondowoso soal Penyebab Banjir Bandang Ijen

Chuk Shatu Widarsha, hil - detikJatim
Selasa, 21 Feb 2023 08:18 WIB
banjir di ijen bondowoso
Banjir bandang di Ijen, Bondowoso (Foto: Chuk Shatu Widarsha/detikJatim)
Bondowoso -

Banjir bandang menerjang wilayah Ijen, beberapa waktu lalu. Perhutani sebagai pengelola kawasan muasal banjir bandang menyebut, banjir ini bukan karena alih fungsi hutan.

"Bukan karena alih fungsi. Tapi karena longsoran, yang lalu menghambat aliran sungai," terang Wakil Administratur Perhutani KPH Bondowoso, Eny Handayani, kepada wartawan saat dikonfirmasi di Ijen, Selasa (21/2/2023).

Dari pemetaan menggunakan drone, tambah Eny, tebing yang memiliki kemiringan sekitar 80 derajat tersebut longsor. Lalu menutup jalannya aliran.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena tertutup, lalu terbentuk lah kantong-kantong aliran yang ada di lebah curam. Saat intensitas hujan tinggi, terjadi lah banjir bandang," ujar Eny Handayani.

Sedangkan material banjir bandang berupa kayu-kayu dan lainnya disebabkan kebakaran hutan beberapa tahun sebelumnya. Kemudian, terbawa aliran sungai.

ADVERTISEMENT

Catatan detikJatim, dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, hampir setiap tahun terjadi banjir bandang di wilayah Kecamatan Ijen, Bondowoso.

Banjir bandang yang berasal dari kawasan Gunung Suket dan Raung tersebut dipastikan menyasar 2 desa di Ijen, yakni Desa Sempol dan Desa Kalisat.

Banjir bandang terbesar terjadi pada tahun 2019 dan 2020. Bahkan tahun 2020 banjir bandang terjadi hingga 2 kali. Akibat kejadian ini, 2 desa diterjang aliran sungai bercampur lumpur, disertai material lainnya.

Terakhir, Minggu (12/2/2023) malam, beberapa hari lalu. Banjir bandang ini menyebabkan sedikitnya 95 rumah, gedung SD, KUA Ijen, serta beberapa fasum lainnya diterjang material banjir bandang.

Bahkan, beberapa hari kemudian yakni Senin (13/2/2023) dan Jumat (17/2/2023) terjadi banjir bandang susulan. Meski tak separah kejadian sebelumnya.

Aktivis lingkungan di Bondowoso dan sekitarnya menduga banjir yang kerap terjadi di kawasan Ijen beberapa tahun belakangan diduga karena makin terbukanya kawasan lereng Gunung Suket dan Raung.

Hal itu seiring makin maraknya penebangan hutan oleh warga. Hutan yang berfungsi sebagai penyangga kawasan berubah menjadi lahan pertanian berupa kentang dan kubis.




(esw/fat)


Hide Ads