Dihanis Arsita Maharani (18), cewek asal Kecamatan Dau, Kabupaten Malang punya sederet prestasi di bidang atletik. Di usia belia, Dihanis sudah punya banyak koleksi medali emas berbagai kejuaraan lari.
Akhir bulan ini Dihanis akan berangkat ke Australia bersama 16 atlet lain mewakili Indonesia pada ajang Western Australia State Championship. Kesempatan emas itu berhasil didapat berkat usaha keras yang telah dilaluinya selama ini.
Mulanya saat dia menekuni cabang olahraga lari atau atletik, tak terpikirkan sedikitpun bisa meraih juara satu dalam berbagai perlombaan. Lantaran, niatnya menjadi atlet lari adalah untuk mendukung penilaian akademiknya saat akan masuk ke sekolah pilihannya nanti.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Awalnya saat SD kelas 5 itu saya bingung mau merencanakan masuk SMP mana. Soalnya kalau dari penilaian akademik saya itu kurang bagus. Dapat saran dari orang tua, untuk mendukung akademik bisa melalui jalur prestasi," ujarnya kepada detikJatim, Senin (20/2/2023).
"Awalnya saya belum minat apapun. Terus sama ayah ditawarin ikut basket, voli, hingga renang. Tapi saya belum ada ketertarikan di situ, terus pada saat ada karnaval tahun 2016 itu diajak ayah masuk ke Stadion Gajayana, di dalam ada mbak-mbak latihan lari," sambungnya.
Pada saat itu juga ketertarikan Dihanis pada cabang olahraga lari muncul. Ia memutuskan untuk mendaftarkan diri masuk sebagai atlet lari dengan hanya berbekal pengalaman O2SN sebelumnya, tetap tak menjadi masalah bagi kodew Malang satu ini.
Setelah beberapa bulan berlatih, Dihanis pun menjajal perlombaan pertama pada Kejurda Jatim estafet bersama beberapa rekannya. Hasilnya pun cukup mengagumkan, timnya berhasil meraih juara 2 dalam ajang tersebut.
Raihan pada perlombaan pertama itu menambah semangat dan motivasi Dihanis untuk kembali mengikuti perlombaan lain. Ia pun juga semakin giat dalam berlatih untuk meningkatkan kemampuannya dalam lari.
Usai meraih berbagai prestasi lain, Dihanis pun juga berhasil masuk SMP 18 sesuai dengan harapannya melalui jalur prestasi. Dukungan orang tua juga menjadi salah satu faktor penting yang membuatnya semakin mantap untuk mengumpulkan prestasi lebih banyak lagi.
Namun, tidak dimungkiri, kekalahan juga pernah dialami Dihanis. Paling tidak bisa dilupakan oleh Dihanis adalah saat mengikuti perlombaan Porprov 2019 lalu di Tuban. Ketika masuk dalam final, dirinya mendapat kesempatan menjadi pelari ketiga dalam perlombaan estafet.
"Paling saya inget momen ini, seharusnya bisa mendapat hasil bagus tapi tidak berhasil karena saya terjatuh. Waktu itu, kurang berapa langkah buat kasihkan tongkat estafet ke pelari terakhir itu saya jatuh, padahal perkiraan bisa juara dua tapi akhirnya jadi urutan terakhir," imbuhnya.
Kekalahan itu tak lantas membuatnya patah semangat. Momen yang selalu diingat Dihanis itu menjadi sebuah pelajaran untuknya agar lebih fokus dan tetap berdoa agar bisa mendapatkan raihan apik.
Hingga kini berada di bangku SMA, Dihanis tetap mengikuti berbagai perlombaan lari. Meski begitu, dirinya tetap berupaya sebaik mungkin untuk membagi waktu antara kiprahnya di atletik dan sekolah.
"Untuk saat ini sih memang ada kayak waktu tabrakan dengan latihan. Sering ada ujian praktik, terus kerja kelompok. akhirnya ya kadang sore latihan dulu, kemudian baru kerja kelompok," kata Dihanis.
Ia berpesan kepada muda-mudi agar tetap semangat dan fokus pada tujuan utama yang dipilih agar bisa mendapatkan hasil baik. Tentu, dalam menjalani pilihan itu harus diimbangi dengan berdoa.
"Tetap semangat, fokus dan berdoa untuk mencapai tujuan yang kalian pilih," tandasnya.
(hil/dte)