Tim dari Penjinak Bom (Jibom) Polda Jatim bersama Polres Blitar Kota melakukan sterilisasi lokasi sumber ledakan petasan Blitar. Petugas memastikan tidak ada bahan-bahan yang membahayakan.
Pantauan di lokasi, garis polisi atau police line telah dipasang di sepanjang area terdampak ledakan. Sejumlah warga masih berada di sekitar lokasi atau di belakang garis polisi untuk melihat bekas ledakan itu.
"Dari Tim Jibom juga masih melakukan sterilisasi. Ya, memastikan tidak ada bahan-bahan sekiranya membahayakan," kata Kapolres Blitar Kota AKBP Argowiyono, Senin (20/2/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Argo menyebutkan petugas meminta warga untuk tidak mendekati area atau lokasi ledakan petasan. Warga juga diimbau meninggalkan sementara rumahnya yang mengalami kerusakan.
"Apabila yang dilakukan Jibom selesai, kami akan lakukan pembersihan dan olah TKP," terangnya.
Menurut Argo, olah TKP akan dilakukan di titik lokasi awal kejadian ledakan. Sedangkan titik lokasi awal ledakan berada di rumah Sudarman.
Hingga saat ini polisi masih belum bisa memastikan penyebab ledakan itu. Sebab, seluruh orang dalam rumah itu ditemukan meninggal dunia. Sehingga polisi masih melakukan penyelidikan lebih lanjut.
Ledakan petasan di Dusun Sadeng, Desa Karangbendo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar berlangsung sangat dahsyat. Ledakan ini menewaskan 4 orang hingga merusak 25 rumah. Saat ini, rumah-rumah tersebut telah rata dengan tanah.
Pantauan detikJatim, lokasi kejadian tampak porak-poranda. Terlihat kondisi atap-atap rumah warga yang berserakan. Dinding-dinding rumah juga jebol. Reruntuhan rumah terlihat berserakan.
Ledakan ini tak hanya merusak rumah, sejumlah kendaraan milik warga juga rusak dan tersisa puing-puingnya. Bahkan, ternak milik warga juga mati terkena ledakan.
Diketahui, ledakan berasal dari rumah Sudarman. Saat ini, warga mengungsi di rumah tetangganya yang tak terimbas ledakan.
Salah satu saksi mata, Sri Utami menceritakan dahsyatnya ledakan ini. Sri yang rumahnya di seberang Sudarman menyebut, sebelum terjadi ledakan, ia sempat melihat kilatan di langit, lalu diikuti suara gemuruh hingga ledakan yang sangat keras.
Kala itu, Sri Utami masih asyik nonton televisi bersama anak dan cucunya, Minggu (19/2) pukul 22.00 WIB. Tiba-tiba, ia mendengar suara gemuruh. Ia pun langsung melihat kondisi di luar rumahnya. Mata perempuan berusia 53 tahun ini melihat kilatan cahaya di udara.
"Langit tiba-tiba ada kilatan," kata Sri.
Tak berselang lama, Sri mendengar suara ledakan yang sangat keras. Ledakan ini diikuti atapnya yang berjatuhan. "Lalu suara 'blarrr' keras sekali. Saya gak berani langsung keluar rumah. Genting dan atap rumah saya pada berjatuhan baru saya ajak anak cucu lari keluar rumah," imbuhnya.
(dpe/dte)