Kabupaten Pacitan merayakan Hari Jadi ke-278, Minggu (19/2). Uniknya, di momen khusus ini pemkab justru akan merunut ulang sejarah Kota 1001 Gua. Hal itu diungkap Bupati Indrata Nur Bayuaji di sela kegiatan prosesi Hari Jadi di Pendopo Kabupaten.
"Saya memberikan wewenang kepada Bapak Sekretaris Daerah Kabupaten Pacitan membentuk tim penelusur sejarah Pacitan," kata Bupati Aji saat menyampaikan sambutan dalam Bahasa Jawa di depan hadirin.
Bupati berharap tim yang dimaksud bakal segera terbentuk. Selanjutnya para pakar di dalamnya akan bekerja melakukan kajian atau penelusuran. Khususnya berkenaan asal-usul Kabupaten Pacitan lengkap dengan rentetan sejarahnya. Sehingga sejarah baku daerah di perbatasan Jatim-Jateng itu dapat segera dibakukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Supaya dapat segera dilaksanakan penetapan sejarah Pacitan" tambah Mas Aji.
Penetapan Hari Jadi Kabupaten Pacitan selama ini mengacu tanggal dilantiknya R Tumenggung Notopuro sebagai bupati pertama. Yakni 19 Februari 1745. Kala itu pusat pemerintahan berada di Dusun Rejoso, Desa Sukoharjo, Kecamatan Kota.
Di sisi lain beberapa penggiat sejarah menyebut adanya rujukan lain tentang sejarah Pacitan. Seperti dikutip bupati, dalam literatur Tiongkok disebutkan jika pada abad 12 sudah ada nama Pai Hua Yuan. Nama itu menunjuk sebuah wilayah di pantai Selatan Jawa yang diyakini sebagai Pacitan saat ini.
Pada kesempatan itu Aji juga mengukuhkan baju khas Pacitan yang dikenakan personel perawat pusaka saat adegan prosesi tersebut dirancang oleh seniman Johan Perwiranto. Nantinya pakaian dengan desain khusus itu akan dikenakan pada momen-momen penting.
Selain pakaian khas, Pemkab Pacitan juga mengukuhkan motif Jagat untuk dimasukkan ke dalam jenis batik khas Pacitan. Itu akan menambah panjang daftar motif batik khas yang sudah ada sebelumnya. Salah satunya adalah Pace atau gambar Mengkudu.
"Batik motif Jagat ini didesain oleh saudara Prima Nugraha," ucapnya menyebut desainer muda asli Pacitan.
(abq/iwd)