Penyebab bocah SD di Situbondo yang meninggal usai adu mulut diduga karena sakit. Sebab, selama beberapa hari terakhir ia memang sakit.
Bocah yang duduk di bangku kelas 5 SD itu disebut memaksakan diri masuk sekolah karena takut ketinggalan pelajaran jika terlalu lama absen.
Hal itu diperkuat dengan keterangan orang tua korban, Samiati (36). Ia mengaku telah mengikhlaskan kepergian anaknya ke alam baka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Warga Desa Klatakan, Kendit, Situbondo, ini tak menghendaki jenazah putranya diautopsi. Ia menganggap kematian anaknya itu sebagai takdir karena sakitnya.
"Selama beberapa hari terakhir anak saya memang sakit. Sesak, batuk, dan badannya panas," kata Samiati, kepada wartawan, Jumat (17/2/2023).
Meski begitu, ia mengaku tak membawa anaknya yang sakit ke rumah sakit maupun dokter. Tapi, hanya diberi obat yang dibelinya di toko.
"Saya sudah melarang tak usah sekolah dulu. Tapi dia memaksa, karena takut ketinggalan pelajaran katanya," ujar Samiati.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, korban memang sempat bertengkar dengan teman sekelasnya saat praktik keterampilan. Tapi tak sampai adu fisik atau berkelahi. Mereka hanya adu mulut saja.
Diberitakan sebelumnya, seorang bocah SD di Situbondo ditemukan tergolek di ruang kelas sekolahnya. Tak berselang lama, sang bocah lalu meninggal dunia. Korban yakni MAR (11), warga Kendit, Situbondo. Ia merupakan siswa kelas 5 sebuah SD di Kecamatan Kendit.
Sebelum meninggal, ia sempat mengikuti praktik. Saat itu, ia disebut sempat bertengkar dan adu mulut dengan salah satu teman sekelasnya. Melihat pertengkaran itu, salah seorang guru, Bayu Setiyawan, melerainya lantas menyuruh korban tidur di ruang kelas.
(hil/dte)