Perempuan akan merasa sangat risih ketika mengalami keputihan atau bagian vitalnya sering basah. Karena merasa tidak nyaman, biasanya perempuan akan memilih memakai pembalut tipis setiap hari. Padahal ada cara yang lebih baik dari itu.
Dokter Obstetri dan Ginekologi RSIA Kendangsasi MERR Dr dr Eighty Mardiyan K SpOG(K) mengatakan pembalut tipis bukan cara yang tepat untuk mengatasi keputihan. Ia pun memberi tips bagaimana menjaga kesehatan reproduksi wanita dengan cara yang lebih baik.
Daripada memakai pembalut setipis apa pun, Dokter Mardyan menyarankan lebih baik perempuan menerapkan cara lebih sering mengganti celana dalam secara berulang. Selain itu, dia juga menyarankan agar perempuan memilih celana dalam berbahan katun agar lebih sehat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setiap hari memakai pembalut tipis akan menyebabkan daerah kemaluan mudah berkeringat dan lembab. Karena keringat itu tidak diserap," ujar dosen Departemen Obgin FK Unair itu saat memberi materi 'Menjaga Kesehatan Reproduksi Perempuan' di Yayasan Hidayatullah Surabaya, Jumat (17/2/2023).
Dia juga menjelaskan bahwa kondisi lembab pada bagian vital perempuan bisa mengakibatkan bakteri dan jamur mudah tumbuh sehingga keputihan bukannya hilang tapi justru akan semakin parah.
"Sebaliknya, pemilihan celana berbahan katun akan memudahkan keringat diserap. Sehingga daerah kemaluan tidak lembab lagi. Bila terasa basah, disarankan berganti berulang dan bukan memilih jalan pintas memakai pembalut harian," jelasnya.
Dr Eighty menyebutkan bahwa tidak semua keputihan harus dirisaukan. Karena ada keputihan yang normal dan biasa dialami semua perempuan. Hal itu pun masih terbilang normal.
"Keputihan normal biasanya berwarna bening atau putih, muncul menjelang haid. Setelahnya atau pertengahan siklus tidak gatal dan tidak berbau," ujarnya.
Sebaliknya, keputihan mulai tergolong tidak normal bila keluar sepanjang waktu, warna berubah hijau, kuning, bahkan coklat bercampur darah. Bila itu terjadi dia meminta perempuan mulai waspada. Terutama bila keputihan disertai rasa gatal atau rasa panas seperti terbakar.
Keputihan yang tidak normal seperti itu bisa diakibatkan oleh infeksi. Baik karena kuman, parasit, atau jamur. Jika karena infeksi maka Mardiyan menyarankan agar segera mendapatkan pengobatan antibiotika atau antijamur yang sesuai.
"Tidak boleh mengonsumsi obat tanpa melakukan pemeriksaan dan konsultasi ke dokter. Pemakaian obat yang tidak tepat, misalnya antibiotik, justru akan memunculkan resistensi kuman. Artinya, kuman semakin kebal terhadap antibiotik yang digunakan dengan cara tidak tepat," urainya.
Keputihan tidak normal yang disertai bau tidak sedap atau disertai darah juga bisa menjadi gejala awal kanker serviks. Dia menyarankan agar perempuan yang mengalami itu segera memeriksakan diri sehingga dokter bisa mendiagnosis dan menentukan pengobatan yang sesuai.
"Sebaiknya segera lakukan pemeriksaan ke dokter kandungan. Supaya bisa dilakukan pemeriksaan secara lebih detail dan dipastikan sebab keputihan itu apa," katanya.
(dpe/fat)