Nahas menimpa Agus Setiawan (43), wisatawan asal Surabaya yang berwisata di air terjun Sedudo Nganjuk. Ia tewas tertimpa longsor pohon bercampur material saat mandi bersama rombongannya.
Peristiwa yang sempat viral di medsos ini terjadi Selasa (14/2) sekitar pukul 15.30 WIB. "Jadi pohon cemara jatuh dari atas air terjun bercampur batu dan tanah mengenai kepala korban yang mengakibatkan luka retak di kepala," Kasat Reskrim Polres Nganjuk AKP I Gusti Agung Ananta.
Gusti mengatakan bahwa korban tertimpa tanah, batu, dan pohon saat sedang mandi bersama empat temannya di tengah kolam air terjun. Keempat teman korban selamat meski sempat terkena runtuhan tanah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi rombongan asal Surabaya ada 7, yang mandi 5 orang. Untuk empat rekan korban yang mandi alhamdulillah selamat," terang Gusti.
Gusti menambahkan jenazah korban telah dibawa pulang ke rumah duka di Surabaya oleh keluarga. "Jenazah korban sudah dibawa pihak keluarga," tandas Gusti.
Sementara itu, Sidadi (74) ayah korban yang ditemui di rumahnya Kebangsren Gang 2 No. 32 Surabaya mengaku masih terpukul. Tampak raut muka kesedihan dan duka tampak terpancar dari Sidadi.
Sidadi membenarkan korban memang sedang berwisata ke Nganjuk. Ia juga membenarkan mereka berangkat dengan rombongannya berjumlah 7 orang. "Tujuannya memang untuk wisata. Sama lima orang, sama istri sama teman, keluarga ndak ada," kata Sidadi.
Menurut Sidadi, seusai berwisata dari Sedudo rombongannya akan langsung pulang ke Surabaya. Namun takdir berkata lain, anaknya itu justru pulang diantar ke rumah sudah tak bernyawa.
"Rencananya mau langsung pulang, tapi ada musibah, di air terjun kejatuhan pohon mengenai anak saya," ujar Sidadi.
Sidadi menambahkan jenazah anaknya tiba di Surabaya pada pukul 22.00 WIB. Selanjutnya jenazah dimandikan dan diberangkatkan ke Sumenep untuk dimakamkan.
"Dimakamkan di Sumenep, di rumah istrinya. Sudah dimakamkan kalau nggak salah tadi malam berangkat dari sini pukul 23.00 WIB sampai sana pukul 03.00 WIB baru dimakamkan langsung," jelasnya.
Sidadi menyebut selama ini, anak dan istrinya itu tinggal di Surabaya bersama dirinya. Sedangkan Sumenep merupakan rumah keluarga istrinya.
Sidadi tak merasakan apa-apa sebelum ditinggal anak ketiga dari lima bersaudara itu. Namun, saat berangkat, Agus tak biasanya pergi tanpa pamit. Hal itulah yang membuat tangisnya pecah ketika menceritakan.
Dia mengaku sangat terpukul ditinggal anaknya di usia 43 tahun. Apalagi sampai saat ini, almarhum juga belum dikarunia anak meski sudah menikah belasan tahun. "Semua yang datang ke sini tanya anak saya. Mau mengutarakan gimana? Sangat terpukul," tandas Sidadi.
(abq/iwd)