Pemkab Pacitan tak hanya mengusulkan nama untuk gunung bawah laut yang ditemukan Badan Informasi Geospasial (BIG). Koordinasi tindak lanjut penelitian gunung itu sedang dilakukan.
Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji yang akrab disapa Mas Aji mengaku akan segera berkomunikasi lebih jauh dengan koleganya di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
"Saya yakin informasi ini sudah sampai di BRIN. Tinggal mungkin kami akan berkoordinasi lagi," ujarnya.
Koordinasi itu akan dilakukan berkaitan dengan tindak lanjut penelitian fenomena alam di Selatan Jawa itu. Sementara ini koordinasi yang dilakukan baru bersifat informal.
Sebelumnya, Koordinator Gunung Api PVMBG, Badan Geologi, Kementerian ESDM Oktory Prambada menyampaikan penjelasan tentang gunung bawah laut di Pacitan itu.
Ia tegaskan bahwa hingga saat ini keberadaan gunung bawah laut yang ditemukan BIG itu tidak tercatat dalam database Gunung Api PVMBG. Sehingga perlu ada penelitian lebih jauh.
"Kami tampung dulu itu, karena di dalam database kami tidak ada. Karena itu benar-benar baru," ujar Oktory.
Tentang ancaman lainnya, Oktory enggan berkomentar lebih jauh karena hingga saat ini PVMBG belum meneliti gunung baru itu. Menurutnya, pihaknya perlu melihat langsung.
"Yang di Pacitan itu belum tentu gunung api juga. Bisa saja hanya morfologi gunung, ada bentukan gunung berdasarkan sonar, tapi harus dilihat dulu. Belum tentu gunung api," katanya.
Pakar Geologi ITS Dr Amin Widodo menyampaikan hal senada. Prof Amin tidak memiliki catatan tentang gunung bawah laut di Pacitan. Sehingga perlu adanya penelitian lebih lanjut.
"Untuk memastikan gunung bawah laut yang ada di Pacitan itu harus dilihat dulu. Belum tahu juga gunung aktif atau tidak. Kalau kita pengen tahu ya ke sana langsung," tegasnya.
Penelitian itu menurutnya perlu dilakukan untuk memetakan apakah keberadaan gunung itu mengancam atau tidak. Karena dampak longsor gunung bawah laut bisa memicu tsunami.
"Bahayanya itu kalau longsor seperti di Cianjur, ada gempa terus (gunung bawah laut) longsor. Nah, longsor gunung bawah laut itu bisa menimbulkan tsunami," kata Amin.
Tsunami yang ditimbulkan dari longsoran gunung bawah laut itu menurutnya bisa membahayakan karena muncul tanpa tanda-tanda atau peringatan.
Simak Video "Badan Geologi Buka Suara soal Fenomena 'Gunung Baru' di Grobogan Jateng"
(dpe/fat)