Aksi warga setempat itu serempak dilakukan sebagai bentuk protes atas kondisi jalan di jalur itu yang tak kunjung mendapatkan perhatian dari pemerintah. Apalagi kondisi jalan berlubang itu kerap membuat pengendara motor menjadi korban.
"Ini bentuk protes kami sebagai kaum kecil kepada pemangku kebijakan. Jalan ini sudah parah dan sudah banyak korban meninggal. Kemarin saja di tempat kami ada 8 korban terjatuh," kata salah seorang warga setempat Faisol kepada detikJatim, Senin (13/2/2023).
Menurut Faisol jalan yang kondisinya rusak itu panjangnya sekitar 3 km. Jalan itu setiap hari ramai kendaraan karena menjadi jalan penghubung antarkabupaten.
"Ini jalan penghubung Jember-Lumajang lewat jalur selatan. Jadi setiap hari ramai kendaraan lalu lalang," katanya.
![]() |
Faisol menjelaskan bahwa jalan itu rusak akibat sering dilewati kendaraan berat. Karena itu, meski sudah dilakukan perbaikan tapi tidak berselang lama jalan itu kembali rusak.
"Harus ada ketegasan pemerintah, terutama pemerintah provinsi, karena ini jalan milik provinsi. Harus ada larangan terhadap kendaraan berat dan yang melebihi tonase," tegasnya.
Faisol juga menegaskan bahwa aktivitas warga menanam pohon di jalan berlubang itu karena beberapa kali mereka mengeluh kepada pemerintah setempat tapi tak digubris. Sehingga kondisi kerusakan jalan makin parah.
"Akhirnya ditanami berbagai pohon. Di antaranya pisang dan pepaya. Selain itu, jalan yang tergenang juga ditebari ikan. Kemudian kami memancing di situ. Ini bentuk protes kami atas kondisi jalan ini," tandasnya.
![]() |
Faisol berharap pemerintah provinsi segera memperbaiki jalan tersebut. Jika tetap saja tidak digubris, maka dia bersama warga akan bergerak bersama sama untuk melakukan aksi yang lebih frontal, yakni memblokade jalan.
"Jangan salahkan masyarakat saat kami bersatu padu dan memblokade jalan. Mau berapa lagi korban meninggal akibat jalan rusak dan truk muatan berlebih?" Pungkasnya.
Ikuti berita menarik detikJatim lainnya di Google News.
(dpe/iwd)