Puluhan pelajar pelajar dari sejumlah sekolah di Bondowoso blusukan ke kebun kopi. Mereka mengikuti proses edukasi tentang perkopian.
Pelajar SD, SMP, dan SMA tersebut mempelajari tentang seluk beluk kopi mulai dari proses perawatan, panen, hingga pengolahan menjadi biji kopi.
"Ada sekitar 70 orang yang ikut. Ini merupakan salah satu bentuk edukasi tentang kopi pada mereka," terang Tenaga Ahli Bidang Biologi Ijen Geopark Bondowoso, Annisa Nur Imamah, saat ditemui wartawan di lokasi, Sabtu (11/2/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bondowoso merupakan salah satu daerah penghasil kopi dengan kualitas yang sudah diakui dunia, yakni Java Ijen Raung. Pun kopinya sudah terdaftar, serta memiliki Indikasi Geografis (IG).
"Edukasi tentang kopi harus ditanamkan pada kaum milenial, karena saat ini minum kopi sudah merambah kaum muda. Sehingga mereka juga perlu tahu tentang seluk-beluk kopi," kata alumni IPB Bogor ini.
Apalagi, kopi merupakan salah satu sub Biologisite dalam Ijen Geopark yang sudah diajukan dan lolos dalam verifikasi sebagai UNESCO Global Geopark (UGG) tahun ini.
Pantauan di lapangan, para pelajar dari berbagai tingkatan sekolah itu diajak langsung turun ke lahan perkebunan kopi yang dikelola masyarakat di Desa Sukorejo, Sumberwringin, Bondowoso.
Mereka melihat langsung proses perawatan kopi di lahan, penanganan menjelang panen raya, hingga proses cara memanen.
Bahkan, mereka juga diperlihatkan proses pengolahan pascapanen. Mulai dari proses penjemuran, penyortiran biji berkualitas, roasting, hingga pengepakan.
"Lumayan. Jadi tahu proses penanganan kopi dari hulu sampai ke hilir," kata seorang siswa SMA IT Bondowoso, Fian, di sela acara.
Pelajar kelas 9 tersebut mengaku sebagai salah satu penyuka kopi. Namun tidak pernah tahu seperti apa pohon kopi.
"Biasanya kalau di kafe kan tinggal pesan, minum. Sekarang menjadi tahu detail tentang kopi dan ternyata kopi enak yang sering saya minum asalnya dari daerah saya sendiri," ucap Fian.
(abq/dte)