.webp)
Bencana alam tanah gerak di Desa/Kecamatan Watulimo, Trenggalek mengakibatkan enam rumah warga tedampak. Tiga rumah rusak berat dan tiga lainnya terancam.
Salah seorang warga Jumeno, mengatakan bencana itu terjadi sejak 3 bulan lalu. Hingga saat ini kondisi tanah belum stabil karena pada saat hujan masih terjadi pergerakan.
"Kalau hujan masih gerak," kata Jumeno, Kamis (9/2/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akibat kejadian itu 3 rumah warga rusak parah dan harus direlokasi ke tempat yang lebih aman. Sedangkan tiga rumah lain kondisinya juga mengkhawatirkan.
"Kalau yang parah 3 rumah, nggak bisa ditempati lagi," ujarnya.
Saat ini dua kepala keluarga (KK) membuat hunian sementara di kawasan hutan, sedangkan satu KK pindah ke Desa Slawe, Kecamatan Watulimo.
Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin membenarkan soal fenomena tanah gerak. Pemerintah akan berupaya merelokasi warga dan menanggulangi tanah gerak.
"Warga 3 rumah sudah relokasi dan kejadiannya sudah sejak tahun kemarin. Ternyata di bawah lereng ada yang masih kritis, harus ada penanganan dan relokasi," ujarnya.
Menurutnya dalam upaya relokasi pihaknya menyarankan masyarakat tidak menempati lahan hutan karena jika ada pembiayaan dari pemerintah tak bisa langsung diproses pembelian.
"Kalau bisa jangan di lahan tanah hutan, tapi tanah pemajakan sehingga bagi masyarakat nanti bisa aman. Saat ini Pemdes kami minta cari tanah pemajakan yang bisa kita beli," katanya.
Soal proses penanggulangan titik tanah gerak, pihaknya mulai melakukan pemotretan udara sebagai upaya pemetaan titik genangan air.
Rencananya, kata pria yang akrab disapa Cak Ipin itu, pemerintah akan membuat sabuk air di sekitar lokasi genangan air.
"Kita buatkan sabuk guna mengalirkan air ketika hujan. Dengan demikian air tidak mencari celah sehingga mengakibatkan gesekan tanah sehingga longsor," ujarnya.
(dpe/fat)
