Sosiolog Sebut Aksi Sebar Uang Gos A Bisa Bikin Warga Malas Kerja

Sosiolog Sebut Aksi Sebar Uang Gos A Bisa Bikin Warga Malas Kerja

Esti Widiyana - detikJatim
Rabu, 01 Feb 2023 17:12 WIB
Viral pengendara di Jombang sebar uang dari dalam mobil di jalanan
Foto: Viral pengendara di Jombang sebar uang dari dalam mobil di jalanan (Tangkapan layar)
Surabaya -

Gos A atau Suhadi menjadi buah bibir usai viral menyebarkan uang di Jalan Raya Dusun/Desa Watudakon, Kesamben Jombang selama dua bulan terakhir. Aksi itu menuai pro dan kontra. Bahkan bisa berpengaruh pada mental warga yang berebut uang pecahan Rp 50-100 ribu.

Pakar Sosiolog Unair, Bagong Suyanto mengaku berbagi dengan menebar uang di jalan itu masih wajar. Meski tak dipungkiri akan ada respons kontra dengan apa yang dilakukan Gos A. menyebar uang dari dalam mobil Mistubishi Xpander hitam bernopol L905 A itu.

Salah satu dampak selain respons kontra, juga mental warga yang menerima uang. Sebab bisa membuat warga tidak mengembangkan swakarsanya. Ketergantungan dalam mengandalkan orang memberikan uang tanpa membuat warga tersebut bekerja, dengan usahanya sendiri hingga semakin malas bekerja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Memang perlu ada pendidikan bagi masyarakat agar tidak menggantungkan hal-hal spontanitas seperti itu. Ada risiko seperti itu, tidak mengembangkan potensi swakarsa, berpotensi orang miskin menolong diri sendiri, karena lebih banyak menggantungkan itu. Sangat mungkin (mengandalkan). Seperti pemerintah memberikan BLT terus menerus juga memudahkan potensi," kata Bagong saat dihubungi detikJatim, Rabu (1/2/2023).

Diketahui, warga yang menerima uang Gos A juga memiliki ekonomi bawah. Di mana penghasilan per bulan hanya Rp 300 ribu sampai Rp 2 juta.

ADVERTISEMENT

Pihaknya tidak bisa menyalahkan warga sepenuhnya karena mengambil uang yang disebar oleh Gos A. Akan tetapi harga diri juga perlu saat bisa mendapatkan uang dari hasil kerja keras sendiri, bukan dari belas kasihan orang lain.

"Saya tidak menyalahkan, orang gajinya kecil dan ada rezeki, tapi warga juga perlu dikonstruksi untuk punya dignity, kehormatan untuk mencari tidak dari belas kasihan tapi dari apa yang dikerjakan dapat kompensasi itu kan lebih terhormat. Mengedukasi warga juga," tandasnya.

Bagong juga tidak memungkiri jika menyebarkan uang ke jalanan dari dalam mobil itu aksi yang tidak lazim. Namun hal itu tidak melanggar hukum dan tidak bisa menyalahkan orang dalam beramal, meskipun amalannya menimbulkan dampak.

Dia mengaku batasan antara amal dan riya' itu tipis. Sehingga muncul pro dan kontra dengan apa yang dilakukan Gos A. Terlebih terdapat ajaran tangan kanan memberi, tangan kiri tidak tahu.

"Sehingga apa yang dilakukan Gos A ini menuai polemik di masyarakat. Kalau saya pribadi melihat tidak masalah karena orang beramal dengan caranya sendiri-sendiri yang beda dengan yang lain. Kalau tujuannya untuk mengimbau yang lain juga beramal ya itu cara saja, buktinya menjadi pemberitaan," kata Bagong saat dihubungi detikJatim, Rabu (1/2/2023).

Ia juga tak menghakimi aksi Gos A itu benar atau salah. Ia melihat itikad baik Gos A dalam memberi santunan kepada orang miskin, meskipun diekspos terbuka.

"Saya kira sah-sah saja, wong uang-uangnya sendiri. Memang kesannya demonstratif sebagian orang mengatakan itu riya' dan pamer. Tapi menurut saya memang lebih baik daripada mengkritik tapi tidak memberi," ujarnya.




(esw/fat)


Hide Ads