Namun pada pukul 01.00 WIB, Jumat (27/1/2023) salah satu rombongan mengabarkan temannya melalui whatsapp jika mereka tersesat dan tidak menemukan jalan pulang. Atas laporan tersebut, temannya yang tidak ikut mendaki mendatangi kantor BPBD Lumajang pagi harinya sekitar pukul 09.00 WIB.
"Ada informasi pendaki kontak temannya, kalau tidak bisa pulang. Mereka mengaku tersesat," kata Kustari, Pusat Pengendali BPBD Lumajang kepada detikJatim saat dihubungi, Sabtu (28/1/2023).
Dalam pengakuan ke temannya, tambah Kustari, rombongan tidak menemukan jalan dan memilih ngecamp. Mendapat laporan tersebut, tim SAR yang berjumlah lebih 10 orang bergerak cepat sekitar pukul 10.00 WIB. Dan mencari di 2 titik. Yakni Watu Gede dan arah Watu Guci. Dua lokasi itu berjarak sekitar 4 Km.
Selama melakukan penyisiran dan pencarian di titik koordinat, salah satu rombongan terhubung dengan tim SAR. Mereka mengabarkan kondisinya baik-baik saja.
"Akhirnya dalam kondisi hujan deras, kita melakukan pencarian rombongan tersebut. Dan ditemukan di sebuah lembah. Kita imbau mereka untuk tidak kemana-mana hingga dievakuasi, karena kondisi hujan saat itu," tambahnya.
Rombongan, tegas dia, juga mendirikan tenda dan bisa memasak. Hanya saja baju yang dipakai basah semua. Melihat kondisi yang tidak memungkinkan, diputuskan rombongan dievakuasi Sabtu (28/1/2023) pagi.
Namun di tengah pencarian itu petugas yang sedang melaksanakan misi penyelamatan, tersebar video berdurasi 8 detik di aplikasi percakapan jika mereka tidak tersesat. Melainkan sedang camping dan masak-masak.
Sayangnya, di video itu terdengar kalimat tak pantas dari para pendaki. Mereka mengaku hanya berkemah, bukan hilang.
"Ini niatnya camping 2 hari, masak-masak. Kok dibilang hilang, ndak jelas," kata salah satu pendaki laki-laki di video yang dilihat detikJatim.
Salah satu akun yang mengunggah video itu ialah @pendakilawas. Akun itu menyebut kekecewaan petugas saat mendengar perkataan tak pantas dari para pendaki.
"Petugas yang melihat rekaman video itu pun tidak sedikit yang kecewa, bahkan lebih memilih balik kanan. Sebagian petugas tetap melanjutkan pencarian tersebut," tulis akun tersebut.
Sementara Petugas Pusdalops BPBD Lumajang, Dwi Nurcahyo mengaku mereka dievakuasi Polisi Kehutanan (Polhut) Perhutani. Pasalnya BPBD Lumajang telah menyerahkan soal kasus mahasiswa tersesat tersebut ke Polhut.
"Dari teman-teman dari BPBD Lumajang dialihkan ke Polhut Perhutani," jelasnya.
Dia menambahkan 6 pendaki tersebut selain dievakuasi juga dijemput orangtuanya masing-masing. "Mereka dievakuasi Polhut Perhutani dan dijemput orangtuanya masing-masing," tambahnya.
Rupanya para pendaki itu tidak meminta izin orangtuanya saat pendakian ke Gunung Lamongan. Di antara mereka ada yang pamit study tour ke Surabaya dan alasan lainnya.
"Mereka tidak meminta izin orangtuanya saat pendakian ke Gunung Lamongan. Mereka ada yang pamit study tour ke Surabaya," jelasnya.
(dte/fat)