Wabah Chikungunya di Tulungagung semakin meluas. Untuk memutus mata rantai penyebaran, Dinas Kesehatan (Dinkes) Tulungagung menggelar pengasapan massal.
Salah satu wilayah yang tedampak virus Chikungunya adalah Desa Pulosari, Kecamatan Ngunut. Menurut Bidan Desa Pulosari Atik Yuliati, mengatakan hingga saat ini tercatat sekitar 20 warga yang terserang Chikungunya.
"Ada sekitar 20 orang yang kena, kami sudah ambil tiga sampel darah untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium dan hasilnya positif Chikungunya," kata Atik Yuliati, Rabu (25/1/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya jumlah penderita Chikungunya mengalami peningkatan yang signifikan. Sebab, sepekan lalu warga yang mengalami gejala serupa hanya 12 orang.
Para pasien Chikungunya tersebut rata-rata mengalami beberapa gejala. Seperti demam dan nyeri para persendian. Bahkan sebagian pasien mengalami lumpuh sementara.
Atik menjelaskan wilayah yang terserang Chikungunya di antaranya RT 2/RW 13, RT 3/RW 13 dan RT 1/RW 16. Untuk memutuskan mata rantai penyebaran, Dinas Kesehatan Tulungagung dan Puskemas Ngunut menggelar fogging atau pengasapan massal di wilayah yang terdampak.
"Tadi ada tiga unit alat fogging yang diterjunkan," jelasnya.
Pihaknya berharap upaya pengasapan tersebut dapat mengurangi risiko semakin meluasnya penyebaran Chikungunya. Namun untuk efektivitas penanggulangan pihaknya mengimbau masyarakat untuk menggelar pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan gerakan 3M plus.
"Yang paling efektif adalah PSN, karena bisa membunuh hingga jentiknya, sedangkan kalau fogging ini hanya membunuh nyamuk dewasa saja," imbuhnya.
Atik menambahkan saat ini para pasien Chikungunya rata-rata telah membaik dan berangsur-angsur sembuh. Namun beberapa gejala masih dirasakan pasien.
"Daerah sini memang endemis, Chikungunya maupun Demam Berdarah," imbuh Atik.
Dari catatan Dinkes Tulungagung serangan nyamuk Aedes Aegypti terjadi di Desa Gilang, Desa Pulosari, Desa/Kecamatan Ngunut dan Desa Jatimulyo, Kecamatan Kauman.
(dpe/fat)