Pasien Skoliosis di Surabaya Pilih Berobat ke RS Ortopedi Malaysia

Pasien Skoliosis di Surabaya Pilih Berobat ke RS Ortopedi Malaysia

Esti Widiyana - detikJatim
Selasa, 24 Jan 2023 02:03 WIB
dr Wong Chung Chek
Foto: dr Wong Chung Chek (Esti Widiyana/detikJatim)
Surabaya -

Pasien ortopedi di Surabaya masih banyak yang berobat ke luar negeri. Padahal di Indonesia saat ini ada medical tourism.

Hal ini diungkapkan Konsultan Ahli Bedah Ortopedi dan Tulang Belakang, dr Wong Chung Chek. Menurutnya pasien dari Surabaya banyak yang berobat maupun konsultasi ke rumah sakit ALTY, Malaysia.

Tercatat pada tahun 2022 terdapat 24 pasien dari Surabaya. Sementara dari seluruh Indonesia setiap harinya ada satu hingga dua pasien.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pasien dari Surabaya kebanyakan skoliosis, datang mulai konsultasi atau sampai operasi. Kalau Indonesia setiap hari ada sekitar 10 orang konsultasi untuk ortopedi dan satu sampai dua pasien datang untuk operasi," kata dr Wong Chung Chek kepada detikJatim, Senin (23/1/2023).

Pasien dengan keluhan skoliosis, lanjut di Wong, kebanyakan dialami orang dewasa. Namun, ada juga pasien yang berusia 8 tahun. Sebab skoliosis juga banyak ditemukan pada usia muda 10-15 tahun.

ADVERTISEMENT

Skoliosis merupakan kelainan pada tulang belakang. Seperti bentuk punggung melengkung seperti huruf C atau S. Pasien skoliosis jika tidak segera ditangani akan lebih parah di kemudian hari.

Terlebih saat usia bertambah, lengkungan skoliosis akan semakin parah hingga menimbulkan kerusakan sendi dan nyeri berkepanjangan. Dalam kasus ini dr Wong pun menekankan pentingnya deteksi dini skoliosis untuk mengurangi potensi penanganan operasi.

Sebagian besar kasus skoliosis masih terbilang ringan. Namun bila kondisi itu dibiarkan dapat memburuk, bahkan yang terparah berakibat kelumpuhan.

"Kurva tulang belakang yang sangat parah dapat mengurangi jumlah ruang di dalam dada, membuat paru-paru sulit berfungsi dengan baik sehingga menimbulkan komplikasi seperti nyeri kronis, kesulitan bernapas dan berkurangnya kapasitas untuk berolahraga," jelasnya.

Karena kurangnya pemahaman mengenai skoliosis, biasanya pasien datang ke ahli bedah ortopedi saat tulang mereka sudah menunjukkan tanda-tanda lanjutan. Kondisi yang menunjukkan tulang bengkok pada 60 atau 70 derajat hanya dapat dioperasi.

"Jika terdeteksi sejak dini, di bawah 40 derajat, perawatan brace dan pemantauan rutin dapat dilakukan tanpa perlu operasi," ujarnyag.

Ia mengimbau kepada para orang dewasa dan anak-anak perlu memiliki kesadaran diri tentang pentingnya mengidentifikasi tanda-tanda awal skoliosis. Sebab, jika tak segera ditangani akan semakin memperburuk kondisi tulang belakang.

"Skoliosis juga merupakan kondisi yang lebih mungkin menyerang wanita dibandingkan pria, belum ada penelitian yang dapat menentukan penyebabnya," tandas dr Wong.




(abq/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads