6 Warga Tulungagung Terpapar Leptospirosis dalam 3 Bulan, 3 Meninggal

6 Warga Tulungagung Terpapar Leptospirosis dalam 3 Bulan, 3 Meninggal

Adhar Muttaqin - detikJatim
Selasa, 10 Jan 2023 22:14 WIB
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Tulungagung, Didik Eka
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Tulungagung, Didik Eka (Foto: Adhar Muttaqin/detikJatim)
Tulungagung -

Selama kurun waktu tiga bulan terakhir, enam warga Tulungagung positif terserang bakteri leptospirosis. Tiga korban di antaranya meninggal dunia.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Tulungagung, Didik Eka, mengatakan enam kasus yang terjadi pada rentang bulan November 2022 hingga Januari 2023 tersebar di Kecamatan Ngunut, Karangrejo, Sendang dan Kecamatan Bandung.

"Di Ngunut satu kasus, kemudian Karangrejo satu kasus, Sendang tiga kasus dan Bandung satu kasus," kata Didik Eka, Selasa (10/1/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya dari enam kasus tersebut tiga pasien meninggal dunia karena terlambat dibawa ke layanan kesehatan, sementara itu tiga yang lain berhasil sembuh.

"Sebetulnya satu kasus itu impor, artinya dia kena di Sidoarjo, hanya saja yang bersangkutan masih ber-KTP Karangrejo, Tulungagung," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Temuan kasus leptospirosis itu pertama kali diketahui oleh tim medis RSUD dr Iskak Tulungagung. Saat itu pasien berobat ke rumah sakit dengan sejumlah keluhan mirip leptospirosis, seperti kuning, demam dan nyeri pada betis.

"Kemudian dilakukan pemeriksaan dan dipastikan positif leptospirosis," ujarnya.

Didik menjelaskan, terkait temuan itu, Dinkes Tulungagung menurunkan tim ke lapangan untuk melakukan penyelidikan epidemiologi untuk mengetahui sumber penyebab serta tingkat penyebarannya.

"Kami mengambil sampel tikus yang ada di sekitar tempat tinggal korban dan ginjal tikus tersebut kami kirimkan ke Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Kemenkes di Surabaya," ujarnya.

Hasilnya sampel tikus yang diambil dari Kecamatan Ngunut dan Bandung dinyatakan positif mengandung bakteri leptospira, sedangkan sampel dari Kecamatan Sendang masih menunggu hasilnya.

"Untuk yang dua lokasi positif Leptospira, yang satu belum turun," ujar Didik.

Dengan hasil itu, pihaknya memastikan penyebaran leptospirosis yang menyerang enam warga tersebut berasal dari Tikus. Lanjut dia, bakteri tersebut biasanya menyebar melalui urine tikus.

"Kalau yang Bandung itu kami menduga terjadi saat banjir, sehingga air di lingkungan tercemar, salah satunya terkena Leptospirosis itu," imbuhnya.

Sementara itu kasus di Kecamatan Sendang justru diduga dari area persawahan dan pekarangan. Bakteri leptospira diduga masuk ke tubuh pasien melalui luka akibat kutu air.

"Kemungkinan besar tempat aktivitas korban di sawah ini ada bekas kencing tikus yang positif leptospira," jelasnya.

Terkait rentetan kasus ini, Dinkes Tulungagung mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dengan menjaga kebersihan lingkungan.

"Jangan lupa makanan ditutup yang rapat agar tidak dijamah oleh tikus. Kemudian untuk warga yang kulitnya luka, sebisa mungkin pakai pelindung saat beraktivitas di sawah atau kebun," imbuhnya.

Pihaknya juga mengimbau masyarakat yang mengalami gejala mirip leptospirosis untuk segera dibawa ke puskesmas atau rumah sakit, agar mendapatkan penanganan medis.

"Biasanya itu demam, kemudian badan kekuningan, kemudian yang khas adalah nyeri pada betis, bahkan kalau disentuh saja sakit. Segera bawa ke puskemas. Dengan penanganan yang cepat dan tepat bisa disembuhkan," imbuh Didik.




(abq/fat)


Hide Ads