Aksi usut tuntas Tragedi Kanjuruhan di Surabaya dibubarkan polisi. Polisi beralasan ingin memastikan keamanan Surabaya tetap kondusif.
Informasi yang diterima detikJatim dari sumber internal kepolisian, massa mengatasnamakan dirinya sebagai Gerakan Sepak Bola Untuk Rakyat. Sebanyak 100 orang berniat melakukan aksi di depan Kebun Binatang Surabaya (KBS).
Sekitar pukul 15.30 WIB, 15 orang di antara mereka sudah berada di sekitaran KBS. Namun, belum sempat menyampaikan orasi, polisi lebih dulu membubarkan aksi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kassubag Humas Polrestabes Surabaya Kompol M Fakih menjelaskan baru ada 15 orang peserta unjuk rasa yang hadir saat polisi membubarkan aksi itu. Sejauh ini, sudah ada 2 kali aksi unjuk rasa terkait Tragedi Kanjuruhan di Surabaya yang dibubarkan oleh polisi.
"Pertama kemarin (Rabu) kami sudah mengamankan di DPRD Jatim, kemudian hari ini di depan KBS ini," kata Fakih kepada wartawan, Kamis (19/1/2023).
Fakih mengungkapkan, pihaknya bukan tanpa alasan membubarkan aksi itu. Korps Bhayangkara ingin menjaga Surabaya tetap kondusif.
"Nanti jangan sampai memicu hal-hal yang tidak diinginkan, mengharapkan situasi Surabaya aman terkendali. Mereka (massa aksi) dari pencinta sepakbola. Tuntutannya ingin usut tuntas Kanjuruhan, kedua revolusi PSSI," urai Fakih.
Perwira polisi dengan satu melati di pundak ini menambahkan, peserta unjuk rasa sudah memberitahukan Polda Jatim terkait aksinya. Namun, polisi tetap ingin Surabaya dan mencegah terjadinya bentrokan suporter. Setelah ini, polisi tetap akan melakukan sejumlah langkah antisipasi.
"Kami tetap siagakan anggota, mudah-mudahan setelah ini tidak ada (aksi) lagi. Sementara ini belum ada (massa aksi) yang diamankan," tukasnya,
(abq/dte)