Perayaan Imlek di Surabaya tahun ini ada yang berbeda dan unik. Surabaya makin gemerlap dengan berbagai ornamen yang menghiasi pohon dan tepi jalan protokol.
Pemkot Surabaya memasang berbagai ornamen Imlek khas Pecinan itu untuk menjaga toleransi dan keharmonisan umat beragama. Ada beberapa titik yang telah dipasang ornamen.
Cantiknya ornamen bercahaya itu membuat banyak warga mengabadikan momen untuk berfoto. Salah satunya yang ada di Balai Kota dan Alun-alun Surabaya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Baru kali ini, ya, ada ornamen gini. Bagus. Toleransi. Kemarin ornamen Natal sekarang Imlek. Bisa jadi spot foto baru," kata salah satu warga bernama Hendra Purwanto kepada detikJatim, Minggu (15/1/2023).
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Surabaya Agus Hebi Djuniantoro mengatakan ornamen khas pecinan sengaja dipasang untuk menghiasi kawasan Balai Kota, Balai Pemuda, Jalan Panglima Sudirman, Jalan Tunjungan hingga Jembatan Sawunggaling.
Selain itu, sejumlah ornamen yang sangat khas juga dipasang di Kawasan Pecinan Kya-kya. Beberapa ornamen yang sudah ada juga sedang dilakukan sedikit perbaikan.
"Ornamen-ornamen itu berbeda dari sebelumnya, seperti di Jembatan Sawunggaling itu nanti ada tulisan-tulisannya. Ada ornamen lampion dari akrilik di pohon dan ornamen menarik lainnya," kata Hebi.
Pemasangan ornamen khas pecinan menyambut Tahun Baru Imlek akan selesai pada pekan ini. Ada juga pemasangan ornamen khas pecinan yang bentuknya besar di Balai Kota dan Jembatan Sawunggaling.
Pemasangan pernak-pernik pada saat menjelang perayaan hari besar umat beragama ini merupakan bagian dari wujud Surabaya kota toleransi. Seperti pesan Wali Kota Eri Cahyadi agar seluruh umat beragama di Surabaya menyadari bahwa toleransi bukan sekadar diwujudkan secara lisan.
"Saya harap toleransi di Kota Surabaya tidak hanya diucapkan secara lisan, namun juga diwujudkan di setiap menjelang peringatan hari besar keyakinan tertentu. Seperti ketika peringatan Hari Raya Natal dan Tahun Baru (Nataru)," kata Eri.
(dpe/iwd)