Beberapa kali konflik horizontal membuat Forkopimda Jombang kembali duduk bersama dengan pengurus perguruan silat. Dalam pertemuan kali ini, mereka sepakat menciptakan Kota Santri yang kondusif, rukun, damai dan bersatu.
Pertemuan Forkopimda dilakukan dengan 24 pengurus perguruan silat digelar di Ruangan Swagata, Pendapa Kabupaten Jombang. Kapolres Jombang AKBP Moh Nurhidayat hadir di pertemuan ini.
Forum tatap muka kali ini digelar untuk merespons beberapa kali konflik horizontal yang dipicu perbuatan onar oknum anggota perguruan silat. Terlebih lagi saat ini menjelang tahun politik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami semua sepakat menciptakan masyarakat Jombang yang kondusif, rukun, damai dan bersatu. Kesepakatan itu antara pengurus perguruan silat sampai ke akar-akarnya dengan komponen masyarakat lainnya," kata Asisten I Sekda Kabupaten Jombang Purwanto kepada wartawan di lokasi, Rabu (11/1/2023).
Kapolres Jombang AKBP Moh Nurhidayat menjelaskan terjadi 9 konflik horizontal yang dipicu ulah oknum pesilat sepanjang 2019. Jumlah konflik naik di tahun 2022 menjadi 13 kasus.
Sedangkan awal tahun ini terjadi 1 kasus yang sudah ditindak tegas. Karena Satreskrim meringkus 5 pesilat dan menetapkan mereka sebagai tersangka pengeroyokan warga di Kecamatan Perak.
Untuk mencegah konflik serupa terjadi, pihaknya mengidentifikasi izin dari perguruan silat yang akan menggelar kegiatan. Mulai dari jumlah massa, waktu dan tempat acara. Menurutnya, selama ini semua perguruan silat berkoordinasi baik dengan Polres Jombang sehingga jumlah massa bisa dibatasi.
"Kami juga berkomitmen memberikan pengamanan setiap kegiatan perguruan silat. Termasuk pengawalan rute-rute kami koordinasi dengan polres samping. Ketika penyekatan untuk massa dari luar Jombang yang masuk, selalu kami koordinasikan untuk disekat," jelasnya.
Nurhidayat mengimbau seluruh lapisan masyarakat maupun anggota perguruan silat tidak membuat provokasi yang bisa memicu konflik horizontal. Selain itu, pihaknya juga berkoordinasi dengan Diskominfo Kabupaten Jombang untuk mendeteksi konten-konten provokasi di medsos.
"Jangan pernah membuat provokasi di Kabupaten Jombang yang sudah kondusif. Bagi yang melakukan, kami tindak tegas," cetusnya.
Sejumlah konflik yang terjadi selama ini, tambah Nurhidayat karena ulah oknum pesilat. Sebab komunikasi Polres Jombang dengan pengurus semua perguruan silat selama ini terjalin dengan baik. Tidak satu pun pengurus perguruan silat yang menganjurkan pertikaian.
"Tentunya ini menjadi perhatian bersama, ketua perguruan silat juga kami ajak untuk lebih menata karena ini pembinaan bukan penindakan," tandasnya.
(abq/fat)